Sumsel gunakan pendekatan agama atasi penyalagunaan narkotika

id Angka,narkoba

Sumsel gunakan pendekatan agama atasi penyalagunaan narkotika

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru. (ANTARA/M. Riezko Bima Elko P/21)

Sumatera Selatan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengoptimalkan penggunaan pendekatan agama untuk mengatasi penyalahgunaan narkotika, salah satunya dengan menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru di Palembang, Kamis, mengatakan pendekatan keagamaan langkah yang dinilai tepat apabila aspek hukum kurang menimbulkan efek jera atas tindakan penyalahgunaan narkotika tersebut.

“Kami sudah lakukan pembahasan dengan MUI terkait narkoba ini, sebab kami menilai melalui pendekatan agama adalah langkah yang tepat apabila aspek hukum dengan segala prosesnya masih tidak membuat efek jera,” kata dia.

Inisiasi yang dilakukan pemerintah provinsi tersebut dinilai menjadi salah satu solusi fundamental dalam hal tindakan preventif penyalahgunaan narkoba yang sudah dapat dikategorikan dalam fase kritis.

Berdasarkan catatan dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Selatan, saat ini daerah itu berada di peringkat kedua nasional dengan angka penyalahgunaan narkoba terbanyak, yaitu 5,5 persen dari total jumlah penduduk atau sekitar 359.363 jiwa.

Kepala BNNP Sumatera Selatan Brigjen Pol Joko Prihadi mengatakan sedikitnya selama kurun waktu Januari-Oktober 2021 ada 25 kasus dengan jumlah 38 tersangka yang mereka tangani, di antaranya terkait dengan sabu-sabu 24.919,59 gram, pil ekstasi 160 butir, dan ganja 198,26 gram.

Untuk angka rehabilitasi dalam rentang waktu yang sama tercatat 610 orang yang melakukan rawat jalan, 225 orang melakukan rawat inap. Masing-masing pecandu anak-anak di bawah 18 tahun ada 16 orang dan dewasa 481 orang.

Hal yang prinsip, lanjutnya, untuk menjalankan fungsi Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) yang menjadi tupoksi BNN memang perlu dilakukan dengan melibatkan instansi pemerintah daerah, kepolisian, termasuk sejumlah perusahaan terkait.

"Para pencandu narkoba butuh vokasi untuk mempersiapkan diri menjadi pribadi yang lebih produktif. Lebih baik lagi ditatar sebelum menjadi pencandu," katanya.