Seminar pertanian urban PUR-PLSO Unsri diminati 17 provinsi

id Semnas, seminar pertanian perkotaan, urban farming, pertania,Berita palembang, berita sumsel

Seminar pertanian urban PUR-PLSO Unsri  diminati 17 provinsi

Zoom meeting seminar nasional pertanian urban (ANTARA/Yudi Abdullah/21)

Palembang (ANTARA) - Seminar nasional pertanian urban yang digelar Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan diminati ratusan dosen dan praktisi pertanian dari 17 provinsi di Tanah Air.

Seminar nasional (Semnas) yang mengusung tema ' Sustainable Urban Farming, Solusi Persoalan Pangan di Era Pandemi' hari ini diikuti 171 peserta dari 17 provinsi di antaranya dari Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, kata Ketua Panitia Seminar Nasional Prof.Siti Herlinda di Palembang, Rabu.

Seminar nasional ke-9 yang digelar secara daring melalui 'platform zoom meeting' itu merupakan rangkaian dari kegiatan Dies Natalis Unsri ke-61 dan Dies Fakultas Pertanian ke- 58, dibuka Rektor Universitas Sriwijaya Prof. Anis Saggaf didampingi Dekan Fakultas Pertanian Unsri Dr A. Muslim.

Tema 'sustainable urban farming' diangkat sebagai inti dari seminar ini, berkesinambungan dengan tema yang diusung pada tahun sebelumnya yang
menitikberatkan pada pemilihan komoditas sumber pangan di era pandemi dengan teknologi yang mendukung penyediaan komoditas tersebut di masyarakat.

Urban farming, dinilai sebagai solusi teknologi pertanian yang ideal di masa depan, karena dapat dilakukan di lahan terbatas mulai skala rumah tangga,
dan secara tekologi mendukung keberadaan ruang hijau bagi peningkatan kualitas kesehatan lngkungan.

Konsep 'Integrated Sustainable Urban Farming (ISUF)' yang merupakan integrasi pertanian-perikanan-peternakan menjadi materi yang
disampaikan narasumber dari sudut pandang keahlian masing-masing.

Sistem ISUF dinilai ramah lingkungan, karena dalam aplikasinya dapat memanfaatkan limbah baik dari komponen luar maupun dari setiap komponen sistem tersebut.

Sebagai contoh pemanfaatan sampah organik rumah tangga untuk membudidayakan 'black soldier fly (BSF)' atau lalat tentara hitam (Hermetiaillucens) di
perkarangan rumah yang dapat dimanfaatkan menjadi pakan ikan dan ternak, kata Prof.Herlinda.

Sementara Prof. Benyamin Lakitan dalam seminar nasional itu menjelaskan bahwa 'urban farming' dalam pertanian antara lain dengan model hidroponik dan vertikultur yang sudah umum dilakukan di perkotaan.

Selain untuk produksi pangan, budidaya pertanian di perkotaan juga dilakukan untuk tujuan estetika dan peningkatan kualitas lingkungan, misalnya budidaya vertikal pada dinding bangunan (green wall) dan di atas atap beton bangunan tinggi (green roof).

Kelompok tanaman yang dominan dibudidayakan di perkotaan adalah sayuran dan tanaman hias, kata Prof Benyamin.

Dalam seminar nasional itu tampil sebagai pembicara seperti pakar agronomi Unsri Prof.Benyamin Lakitan.

Pakar budi daya ternak Unsri Dr.Osfar Sjofjan, pakar pemuliaan tanaman IPB Prof.Muhammad Syukur, pakar budi daya ikan Universitas Diponegoro Dr.Fadjar Basuki, Kepala PUR-PLSO Unsri Prof.Siti Herlinda.