Pemerintah bantu pengadaan 79 unit rumah Suku Anak Dalam

id Pemrov Riau

Pemerintah bantu pengadaan 79  unit rumah Suku Anak Dalam

Gubernur Riau melakukan peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan pemukiman KAT Suku Anak Dalam Riau. (Antara/HO-Diskominfotik Riau).

Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah membantu pengadaan 79 unit rumah untuk Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang tersebar untuk Suku Anak Dalam Indragiri Hilir sebanyak 27 unit, dan masyarakat Suku Anak Dalam di Kabupaten Kepulauan Meranti sebanyak 52 unit.

"Rumah ini harus ditempati, karena pemerintah sudah menyiapkan rumah layak huni di sini dan Lurah juga membantu tanah, juga siap membantu agar anak-anaknya bisa sekolah," kata Gubernur Riau Syamsuar usai meletakkan batu pertama tanda dimulainya pembangunan pemukiman warga KAT Suku Anak Dalam, Kelurahan Selensen Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir, Senin.

Syamsuar mengharapkan anak-anak Suku Anak Dalam bisa mengenyam pendidikan layaknya seperti anak lainnya sehingga anak-anak tersebut bisa sekolah dan menjadi generasi penerus bangsa berkualitas menjadi harapan bersama.

Ia memaparkan sebagian dari KAT masih ada yang hidupnya nomaden, sehingga kebijakan pemerintah dalam menyiapkan tempat tinggal yang layak dan sekolah, diharapkan dapat membuat masyarakat adat beradaptasi dan berbaur dengan masyarakat lainnya.

"Saya harap anak KAT sekolah, apalagi kini SD, SMP tidak dipungut bahkan SMA, SMK Negeri juga tak ada biayanya namun dibantu pemerintah," ujarnya.

Oleh karena itu, Syamsuar meminta orang tua KAT Suku Anak Dalam tidak perlu khawatir terkait biaya sekolah anak, karena anak-anak yang mau sekolah akan dibantu oleh bupati, camat maupun lurah di Kelurahan Selensen, Kecamatan Kemuning, Indragiri Hilir.

Sesuai amanat Presiden RI agar negara hadir di tengah masyarakat untuk memberikan pertolongan, maka Pemprov Riau pun hadir bersama pemerintah kabupaten, ingin melihat secara langsung kondisi masyarakat di sini.

"Kami sadar bapak, ibu warga KAT sulit mencari pekerjaan, dulu bapak terbiasa kerja di hutan, kayu masih banyak, buruan masih ada. Tapi sekarang situasi kita sudah beda. Itulah barangkali kepedulian kami ingin membantu masyarakat terpencil ini. Kehadiran kami untuk membantu bapak ibu sekalian," katanya.

Ia menambahkan pemerintah harus selalu hadir dalam rangka membantu kepentingan masyarakat, begitu pula Baznas yang bisa menjadi bagian membantu masyarakat, kaum dhuafa, maupun fakir miskin.

"Oleh karena itu, kami harapkan kedepan anak-anak kami ini (Suku Anak Dalam) bisa sekolah. Kalau ada kesulitan sekolah bisa dilaporkan ke pak bupati, atau ke saya. Sebab kesejahteraan ini bukan hanya ekonomi saja, tapi juga pendidikan, dan kesehatan itu juga termasuk kesejahteraan rakyat," katanya.

Pembangunan rumah layak huni ini menggunakan pola swakelola. Setiap Keluarga suku KAT akan mendapatkan bantuan modal pembangunan Rp35 juta per unit melalui koordinator kelompok yang sudah ditetapkan pusat.

Selain rumah layak huni, warga KAT juga mendapatkan bantuan stimulan sembako Jaminan Hidup (Jadup) untuk enam bulan dan peralatan rumah tangga, berupa sembako 20 Kg beras, dua liter minyak makan dan tiga papan telur ayam, serta bantuan peralatan rumah tangga (dapur).