Banyuasin gelar Sekolah Lapang Iklim edukasi petani terkait cuaca

id petani,petani sumsel,petani banyuasin,edukasi petani,perubahan iklim,iklim ,cuaca,produksi beras,pangan

Banyuasin gelar Sekolah Lapang Iklim edukasi  petani terkait cuaca

Sekolah Lapang Iklim diikuti puluhan petani Banyuasin. (ANTARA/HO-Pemkab Banyuasin)

Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, menggelar program Sekolah Lapang Iklim untuk mengedukasi petani setempat mengenai cara mengantisipasi perubahan iklim bekerja sama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

Bupati Banyuasin Askolani di Pangkalan Balai, Minggu, mengatakan sebanyak 30 orang petani mengikuti program ini pada tahap pertama, yang nantinya akan dilanjutkan dalam tahapan berikutnya.

“Sekolah Lapang Iklim ini diharapkan menjadi ruang bagi petani untuk menggali informasi dan pengetahuan mengenai solusi untuk menghadapi perubahan iklim di sektor pertanian,” kata Askolani.

Ia mengatakan petani sedapat mungkin memiliki kemampuan untuk mengurangi dampak buruk dari cuaca ekstrem cuaca yang dapat mengakibatkan penurunan produksi pertanian secara kuantitas maupun kualitas.

Ini tak lain dilakukan demi menjaga ketahanan pangan nasional.

Oleh karena itu, pemkab memberikan pembinaan dan pendampingan untuk memberikan kesempatan kepada petani Banyuasin untuk mengembangkan pengetahuan, yang diperoleh dari hasil pengalaman dan memadukan informasi yang didapat dari fasilitator/pemandu.

Petani harus diberikan pengetahuan mengenai pengenalan alat ukur cuaca/iklim, informasi cuaca iklim dan cuaca iklim ekstrem hingga kebijakan tata kelola beras-pupuk, irigasi/SDA (Sumber Daya Air), SIH3 (Sistem Informasi Hidrologi, Hidrometeorologi dan Hidrogeologi).

Sejauh ini, Kabupaten Banyuasin yang memiliki luas areal pertanian 248.109 Hektare mengusung target produksi 1,2 juta ton Gabah Kering Panen pada 2022.

Jika target itu dapat tercapai pada Banyuasin diperkirakan akan naik peringkat dari urutan keempat menjadi urutan pertama atau kedua untuk produksi beras nasional.

Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan Pemprov mendorong Kabupaten Banyuasin yang menjadi sentra produksi beras meningkatkan intensitas pertanaman (IP) dalam upaya mencapai target tersebut.

Pemprov berharap sebagian besar areal persawahan di Banyuasin dapat dua kali panen dalam setahun yakni dari IP 100 menjadi IP 200.

Sumatera Selatan menargetkan dapat memproduksi 3,1 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2021 dengan meningkatkan intensitas penanaman dan produktivitas.

“Ini sangat mungkin dilakukan di Banyuasin, karena pasokan air sangat berlimpah,” kata Herman Deru.

Untuk itu, Pemprov akan menyalurkan bantuan alat mesin pertanian termasuk alat untuk menormalisasi saluran air.

Nanti akan kami buatkan pintu air sehingga petani dapat mengontrol sesuai kebutuhan, kata Herman Deru.

Selain itu, Pemprov juga menyalurkan bantuan benih padi infari 32 dari Badan Litbang Kementerian Pertanian ke petani setempat.

Pada 2020, Sumsel berada pada urutan kelima untuk produksi gabah secara nasional yakni 2,6 juta ton GKG, atau masih di bawah Sulawesi Selatan dengan 4,6 juta ton GKG, Jawa Barat 9,0 juta ton GKG, Jawa Tengah 9,6 juta ton GKG dan Jawa Timur 9,9 juta ton GKG.

Ia mengatakan, dengan target 3,1 juta ton GKG pada 2021 itu, artinya Sumsel harus menambah sekitar 400 ribu ton GKG karena produksi tahun 2020 itu tepatnya 2.696.103 ton GKG.

Terdapat lima daerah yang menjadi sentra utama yakni Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ulu Timur dan Musi Rawas.