PON Papua - Sabet lima emas, tuan rumah Papua juara umum balap motor

id pon papua,bermotor,motorcross,road race

PON Papua - Sabet lima emas, tuan rumah Papua juara umum balap motor

Sejumlah pembalap memacu motornya saat berlomba pada perlombaan Motor Cross kategori Modifikasi Beregu PON Papua di Arena Balap Motor Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Papua, Rabu (6/10/2021). Tim balap motor Papua-B meraih medali emas sementara medali perak diraih oleh tim balap motor Jawa Barat dan medali perunggu diraih tim balap motor Jawa Tenggah. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/pras.

Merauke (ANTARA) - Tuan rumah keluar sebagai juara umum cabang olahraga bermotor PON XX Papua dengan menyabet lima medali emas dari delapan nomor yang dilombakan di Sirkuit Tanah Miring, Merauke.

Tiga medali emas pertama diborong para pebalap tuan rumah dari nomor road race pada perlombaan yang berlangsung Rabu (6/10), sedangkan dua emas tambahan didapat dari nomor motorcross yang dilombakan pada Sabtu.

Diperkuat oleh para pebalap muda dan senior yang telah mengenyam pengalaman di sejumlah kejuaraan nasional bahkan tingkat Asia, tim road race Papua menyapu tiga medali emas sesuai dengan target awal mereka.

Papua yang mendapat keuntungan berstatus tuan rumah dengan menurunkan dua tim, tidak menyia-nyiakan peluang ketika para pebalapnya melibas trek Tanah Miring.

Medali emas pertama tuan rumah dipersembahkan Boy Arby Febri dan Gupita Kresna yang turun di kelas modifikasi beregu.

Emas kedua datang dari kelas standar perorangan ketika Fahmi Basam tampil dominan sejak start dari baris terdepan hingga finis lebih cepat 0,042 detik di depan pebalap Jawa Tengah Wahyu Nugroho. Sedangkan Radeta Aryakhanafi dari Sumsel melengkapi podium ketiga dengan perunggu.

Fahmi sebenarnya juga memiliki peluang merebut medali emas di nomor standar beregu yang dilombakan paling awal Sabtu ini. Ia tak terkejar oleh lawan-lawannya sejak start terdepan hingga finis pertama.

Akan tetapi, nasib sial dialami tandemnya, Muhammad Nicky Hayden, yang setelah start dari posisi ketujuh terlibat senggolan dengan pebalap lain hingga terjatuh.

Pebalap kelahiran Yogyakarta itu bangkit dan harus berjuang dari posisi ke-24 hingga finis di urutan ke-15. Hasilnya, duet Fahmi/Nicky harus puas dengan medali perunggu di kelas beregu.

Gagal di nomor beregu tidak menyurutkan semangat Ahwin Sanjaya bertarung di nomor modifikasi perorangan.

Pebalap yang sudah sering merasakan podium di kejuaraan Asia itu menunjukkan kelasnya, menyalip pebalap Kalimantan Timur Fitriansyah Kete di lap-lap terakhir demi mengklaim kemenangan dengan selisih sangat tipis 0,015 detik dan memastikan medali emas ketiga untuk Papua.

"Secara tidak langsung ini sesuai dengan yel-yel kami 'emas... emas... emas', tiga emas," kata pelatih tim road race Papua M. Fadli Imamuddin, yang dipercaya menangani tim Papua sejak 2019.

"Sebenarnya dari awal saya datang ke sini, saya optimistis saja dengan anak-anak, karena mudahnya mereka menjaga kekompakan.

"Ketika memiliki motor yang sama pasti semua kontingen memiliki kesempatan yang sama, tinggal finishing saja yang membuat mereka juara atau tidak," kata Fadli yang juga atlet parasepeda itu.

Tim Nusa Tenggara Barat mencuri satu medali emas dari kelas standar beregu lewat duet Aldias Aqsal Ismaya/Nyoman Rajendra Shanti Pala.

Di nomor motorcross, tim tuan rumah memboyong dua medali emas beregu dari kelas 125cc dan 250cc.

Duet tim Papua-A Yosua Pattipi dan Lantian tampil solid menjuarai kelas 250cc beregu mengikuti jejak tandem, Nakami Vidi Makarim/Akbar Aureliansyah Lubis, yang mengumpulkan akumulasi poin terkecil dengan finis pertama dan keempat di nomor 125cc beregu yang dilombakan lebih dini.

Dengan lima emas, satu perak, dan tiga perunggu, tim balap motor Papua menunjukkan dominasinya, meski sebenarnya diperkuat sejumlah pebalap yang direkrut dari daerah lain.

Sementara itu, DKI Jakarta yang menuju Merauke dengan ambisi menyapu bersih medali emas bermotor PON Papua harus puas membawa pulang satu emas saja melalui M. Delvintor Alfarizi yang memenangi nomor motorcross 250cc perorangan.

Delvintor menerjemahkan kecepatannya sejak sesi latihan bebas dan kualifikasi menjadi kemenangan telak atas I Gusti Ngurah Diva Isamayana asal Bali sebagai runner-up dengan selisih waktu 22,220 detik.

Sedangkan kroser tuan rumah Yosua Pattipi harus puas dengan medali perunggu, setelah ia berjaya di kelas 250cc beregu dengan memboyong medali emas.

"Seluruh pebalap yang kami bawa ke kelasnya sudah di atas rata-rata pebalap daerah. Tapi, bagaimanapun juga kami tetap bersyukur dengan hasil yang kami raih walaupun jauh dari harapan," ujar Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia DKI Jakarta Anondo Eko di Merauke.

Delvintor sebenarnya memiliki peluang merebut medali emas 250cc beregu setelah finis pertama di kelas tersebut, namun rekan satu timnya, Hendra, tertinggal di posisi ke-10 sehingga harus merelakan gelar juara jatuh ke tangan pebalap tuan rumah Yosua/Lantian yang finis ketiga dan keempat.

"Kalau kami sudah di garis start, kami punya kans yang sama. Siapa yang terbaik itu yang menang," kata Delvintor.

"Saya ingin tetap tenang, maksimalkan fokus dengan diri sendiri dan lakukan lap demi lap yang terbaik," tambahnya.

Tim balap motor DKI Jakarta mengakhiri seluruh rangkaian perlombaan dengan finis di peringkat kedua lewat raihan satu emas, satu perak, dan satu perunggu.

Sementara itu, tim Jawa Timur mencuri medali emas di nomor 125cc perorangan lewat penampilan Ananda Rigi Aditya yang mengalahkan kroser muda Papua Nakami Vidi Makarim dan Lutfi Petrick (Jawa Barat).

Tim balap motor Jatim harus berbagi peringkat tiga dengan NTB yang sama-sama meraih satu medali emas.

Di luar perlombaan, masyarakat dengan sangat antusias rela berpanas-panasan di bawah terik matahari demi menyaksikan para jagoan balap bertarung di Sirkuit Fregeb Waninggap, Tanah Miring.

Beberapa warga bahkan datang secara berombongan diangkut menggunakan truk, yang mereka gunakan sebagai tribun dadakan di sisi luar pagar trek.

Tak sedikit pula orang tua yang membawa anak-anaknya masih balita menonton salah satu olahraga yang menjadi favorit di Merauke itu.

Delvintor Alfarizi merasakan sendiri bagaimana antusiasme warga setempat yang menyaksikan gelaran motorkros yang untuk kali pertama digelar di PON Papua.

"Euforianya asyik banget, lumayan banyak juga penontonnya kalau saya lihat," kata Delvintor.

"Tidak hanya saya sendiri tapi para pebalap motorkros lainnya pasti senang melihat antusias yang sangat besar seperti ini," imbuh kroser DKI itu.