KASAL Laksamana TNI Yudo Marhono tinjau latihan Taifib Marinir di Belitung

id latihan marinir ,batalion taifib,pendaratan marinir,marinir tni al

KASAL Laksamana TNI Yudo Marhono tinjau latihan Taifib Marinir di Belitung

Prajurit Batalion Amfibi Korps Marinir TNI AL berlatih pendaratan khusus di Pantai Tanjung Kelayang, Kepulauan Bangka-Belitung, Jumat. ANTARA/Kasmono

Belitung, Babel (ANTARA) - Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Yudo Margono, meninjau pelaksanaan latihan pendaratan khusus pasukan Batalion Intai Amfibi Korps Marinir TNI AL, di Pantai Tanjung Kelayang, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung, Jumat pagi.

"Latihan ini digelar untuk meningkatkan profesionalitas prajurit," katanya, di Sijuk, Belitung, Jumat pagi.

Ia didampingi Panglima Komando Armada I TNI AL, Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah, Komandan Korps Marinir TNI AL, Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono, Komandan Pasukan Marinir I, Brigadir Jenderal TNI (Mar) Hermanto, Kepala Polda Bangka-Belitung, Inspektur Jenderal Polisi Anang Syarif Hidayat, dan Gubernur Bangka-Belitung, Erzaldi Rosman Djohan.

Menurut Margono, latihan itu melibatkan 100 personel dari Batalion Intai Amfibi Marinir TNI AL dan berlangsung satu hari, sebagai bagian dari rangkaian latihan operasi amfibi TNI AL di Dabo Singkep, Provinsi Kepulauan Riau, yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.

"Namun dalam kesempatan ini kami menggelar latihan secara parsial dulu sebelum nantinya dilaksanakan latihan yang lebih besar," ujarnya.

Ia menyatakan, pasukan khusus didaratkan dari atas KRI Semarang-594 yang lego jangkar sejauh tiga mil laut dari bibir Pantai Tanjung Kelayang, Belitung.
"Mereka (pasukan khusus) didaratkan untuk menghancurkan sasaran khusus dan strategis lawan seperti radar dan sarana komunikasi guna melemahkan kekuatan lawan," katanya.

Dalam operasi tersebut, lanjut dia, pasukan khsusus Korps Marinir TNI AL harus melaksanakan itu secara senyap dan penuh kerahasiaaan sehingga sasaran musuh dapat dihancurkan dan misi dapat terselesaikan secara baik.

"Seperti pasukan melakukan pendaratan dengan sekoci karet mengapa sekoci karet karena faktor kerahasiaan mesin dimatikan dan menggunakan dayung dan sebenarnya pendaratan dilakukan pada pukul 02:00 WIB," ujar dia.

Ia berharap kemampuan tempur dan profesionalitas prajurit TNI AL terus meningkat. "Karena perajurit TNI harus tetap siap dan mampu dalam kondisi apapun dan dimanapun," kata dia.