Jokowi ikut "nyebur" tanam bakau bersama warga

id Presiden Jokowi,Mangrove,hutan bakau ,pohon bakau

Jokowi ikut "nyebur" tanam bakau bersama warga

Presiden Joko Widodo (jaket merah) menceburkan diri ke pantai di saat gerimis mengguyur untuk menanam bakau bersama masyarakat di kawasan Pantai Setokok, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (28/9). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev

Semuanya masuk ke air, ya masa' saya di darat sendiri. Khan enggak lucu. Tidak ada masalah, basah kan paling-paling 5-10 menit, tak ada masalah
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo ikut mencerburkan diri ke pantai di saat gerimis mengguyur untuk menanam bakau alias mangrove bersama masyarakat di kawasan Pantai Setokok, Batam, Kepulauan Riau, Selasa.

Jokowi yang mengenakan jaket berwarna merah menceburkan diri ke pantai dan membiarkan air merendam hingga setinggi paha, kemudian menanam pohon yang mampu menyerap lebih banyak karbon itu bersama sejumlah warga

Sebagaimana tayangan video yang diunggah di kanal resmi YouTube Sekretariat Presiden dipantau di Jakarta, Selasa, dia mengaku tak merasa ada masalah untuk menceburkan diri ke air. Ia mengatakan ingin bersama-sama warga setempat untuk menanam bibit bakau meskipun harus merasakan dinginnya air laut.
 

“Semuanya masuk ke air, ya masa' saya di darat sendiri. Khan enggak lucu. Tidak ada masalah, basah khan paling-paling 5-10 menit, tak ada masalah,” kata dia, yang menutup kepalanya dengan jaket di tengah guyuran hujan.

Usai menanam bakau di Pantai Setokok, dia mengatakan, Indonesia memiliki hutan bakau yang terluas di dunia hingga mencapai 3.360.000 Hektare. Luas itu sebesar 20 persen dari total hutan bakau yang ada di dunia.
Baca juga: Presiden bagikan video kisah mantan sopir melalui media sosial

Habitat hutan bakau lazim berada di pesisir dengan ragam vegetasi cukup majemuk dan memberi perlindungan ekologis penting bagi makhluk hidup, termasuk manusia. Akan ancaman akan kelestarian bakau juga tidak ringan, terutama kepentingan industri dan ekonomi lain yang memerlukan lahan di lokasi sama dengan habitat bakau. 

“Artinya kita memiliki sebuah kekuatan dalam potensi hutan mangrove, tetapi yang paling penting adalah memelihara, bagaimana merawat, bagaimana merehabilitasi yang rusak sehingga betul-betul hutan mangrove kita ini terjaga,” kata dia.
 

Ekosistem bakau, kata dia, dapat memperbaiki kondisi lingkungan di pesisir pantai, dan menahan abrasi yang diakibatkan air laut. Bakau, ujarnya, mampu menyimpan karbon hingga 4-5 kali lipat dibandingkan hutan tropis daratan.

“Sehingga sekali lagi sebagai negara yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia, kita wajb memelihara ini, karena apapun ini adalah kekuatan Indonesia,” ujarnya.

Baca juga: Jokowi: Saling bantu tanpa lihat perbedaan kunci bangsa tangguh

Sebelum menanam bakau di Pantai Setokok, Batam, dia sebelumnya menanam bakau di di Pantai Wisata Raja Kecik, Bengkalis, Riau “Kita melibatkan komunitas pencinta lingkungan, komunitas nelayan untuk menanam merehabilitasi mangrove kita,” ujarnya.

Di Bengkalis, dia menyatakan pemerintah akan merehabilitasi lahan dan hutan bakau seluas 34.000 Hektare pada tahun ini.
 

Upaya rehabilitasi bakau ini juga sekaligus meneguhkan komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris (Paris Agreement) yang berisikan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi, termasuk kebijakan soal pendanaan mengenai perubahan iklim yang disepakati negara-negara di dunia sejak 2015.

"(Rehabilitasi bakau) akan berkontribusi besar pada penyerapan emisi karbon dan ini meneguhkan komitmen kita terhadap Paris Agreement, terhadap perubahan iklim dunia," kata dia.