WADA akan tinjau status larangan ganja bagi atlet

id WADA,ganja,sha'carri richardson

WADA akan tinjau status larangan  ganja bagi atlet

Sha'Carri Richardson setelah memenangi final 100m putri pada U.S. Olympic Track & Field Team Trials 2020 pada 19 Juni 2021 di Eugene, Oregon. (Getty Images via AFP/PATRICK SMITH)

Jakarta (ANTARA) - Badan Anti-Doping Dunia (WADA) akan meninjau status ganja dalam daftar zat yang dilarang di kompetisi olahraga menyusul temuan sprinter Amerika Serikat Sha'Carri Richardson yang dinyatakan positif menggunakan ganja yang membuatnya dilarang tampil di Olimpiade.

Dalam pertemuan komite eksekutif WADA di Istanbul, badan yang mengawasi doping dunia tersebut mengatakan bahwa tinjauan ilmiah terkait ganja akan dimulai pada tahun depan, meski ganja masih akan dilarang pada 2022.

“Setelah mendapat permintaan dari sejumlah pemangku kepentingan (komite eksekutif) mendukung keputusan pada penasihat ahli untuk memulai tinjauan ilmiah tentang status ganja,” kata WADA dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.

“Ganja saat ini dilarang dalam kompetisi dan larangan masih akan terus berlanjut pada 2022.”

Sprinter AS Richardson semula diyakini bakal meraih medali emas dan menjadi salah satu “wajah” Olimpiade Tokyo 2020 setelah penampilannya yang apik dalam serangkaian kompetisi lari 100m di awal musim.

Namun pelari berusia 21 tahun itu batal tampil di Tokyo 2020 setelah diskors 30 hari karena dinyatakan positif menggunakan ganja usai kemenangannya dalam nomor 100m pada laga uji coba Olimpiade di Eugene, AS, Juni lalu.

Kasusnya pun memicu perdebatan terkait status ganja masuk dalam zat-zat yang dilarang WADA. Sejumlah selebritis dan sesama atlet mengkritik bahwa aturan itu ketinggalan zaman dan tidak diperlukan.

Presiden World Athletics Sebastian Coe menjadi salah satu yang mendukung untuk peninjauan ganja.

“Peninjauan ini masuk akal, tidak ada yang tidak berubah. Anda harus beradaptasi dan terkadang melakukan penilaian ulang,” kata Coe.