Jakarta (ANTARA) - Pakar Ilmu Kesehatan dari Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama memberi masukan kepada pengelola aplikasi PeduliLindungi untuk memaksimalkan sistem dalam rangka memperluas cakupan informasi terkait risiko penularan COVID-19.
"Sehubungan berita bahwa ada setidaknya 3.830 orang yang positif COVID-19 berdasarkan sistem PeduliLindungi tapi masih jalan-jalan, sebanyak tiga ribuan mau masuk mal dan lainnya, tentu menjadi sangat berbahaya karena dapat menjadi sumber penularan," kata Tjandra Yoga Aditama melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Tjandra memberikan tujuh masukan untuk memaksimalkan kinerja sistem PeduliLindungi berdasarkan perbandingan dengan negara lain yang saat ini juga sedang berjalan.
Pertama, sistem sebaiknya diatur agar bisa langsung menghubungi puskesmas di wilayah pasien tinggal, sehingga petugas puskemas menghubungi pasien terkonfirmasi positif COVID-19 untuk melakukan isolasi, kata Guru Besar Fakultas Kedokteran UI itu.
"Kedua, Sistem juga dapat menghubungi lurah atau kepala desa setempat untuk di tindak lanjuti," katanya.
Hal ketiga menurut Tjandra diperlukan pemberitahuan secara jelas dan tegas pada layar ponsel pengguna yang terkonfirmasi positif COVID-19 terkait anjuran isolasi.
"Kalau ada hasil positif keluar, baiknya di bagian bawah ditulis, kalau perlu dengan kotak berwarna merah, anjuran untuk isolasi, dan ditulis bahwa isolasi perlu untuk keselamatan keluarga dan kerabat, jangan semata-mata ditulis sesuai aturan atau instruksi dan lainnya," katanya.
Idealnya pemberitahuan disampaikan secara tegas dan jelas. "Misalnya, demi menjaga kesehatan/keselamatan keluarga dan kerabat maka karena hasil positif maka saudara perlu melakukan isolasi. Tulisan ini baik di kertas hasil test maupun di berkas elektronik hasil test," katanya menambahkan.
Masukan keempat, kata Tjandra, aplikasi peduli lindungi juga memberi tahu yang positif untuk melakukan isolasi mandiri, beserta pesan kesehatan yang perlu dilakukan.
"Kelima, 'by system' juga, aplikasi PeduliLindungi bisa setiap hari memberi 'reminder' kepada mereka yang positif untuk mengingatkan harus isolasi, 'reminder' terus diberikan sampai 14 hari isolasi selesai," katanya.
Selain lima hal tersebut, kata Tjandra, akan lebih baik bila sistem juga bisa memberitahu ke semua kontak telepon dari pasien yang positif jika mereka pernah memiliki riwayat berada pada jarak yang berdekatan.
Yang terakhir, kata Tjandra, komunikasi risiko harus terus dijalankan. "Kita tentu bersyukur jumlah kasus sudah amat menurun walaupun kasus kematian kita masih tinggi, nomor tiga di daftar 20 negara di John Hopkins University versi 13 September 2021," ujarnya.
Tjandra mendorong pemerintah agar informasi terkait risiko penularan COVID-19 ke masyarakat harus terus dilakukan. "Khususnya dalam konteks ini tentang bagaimana menyikapi tes COVID-19 beserta hasilnya," katanya.
Berita Terkait
"Aplikasi Muba Fast Track" permudah warga melapor
Kamis, 29 Februari 2024 19:52 Wib
Aplikasi WhatsApp hadirkan fitur pencarian pesan berdasarkan tanggal
Kamis, 29 Februari 2024 12:18 Wib
KAI Palembang catat 11.169 tiket Lebaran telah terjual
Senin, 26 Februari 2024 19:13 Wib
WhatsApp hadirkan empat opsi pemformatan teks pesan baru
Kamis, 22 Februari 2024 13:14 Wib
Aplikasi Muba Fast Track jembatani laporan masyarakat secara cepat
Rabu, 31 Januari 2024 11:45 Wib
Polres OKU minta warga waspada penipuan pakai aplikasi PPS Pemilu 2024
Jumat, 26 Januari 2024 14:34 Wib
Ogan Komering Ulu proyeksi integrasi OPD dalam satu layanan aplikasi
Selasa, 9 Januari 2024 11:45 Wib
Desa Lubuk Batang Baru OKU luncurkan Aplikasi Desa Pedia
Kamis, 28 Desember 2023 16:43 Wib