Sumatera Selatan waspadai karhutla hingga akhir September 2021

id karhutla,sumsel,karhutla sumsel,kebakaran hutan dan lahan,Sumatera Selatan waspadai karhutla,waspadai karhutla hingga ak

Sumatera Selatan waspadai  karhutla hingga akhir September 2021

Helikopter Super Puma milik Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas melakukan "water bombing" di Muara Medak, Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Sumsel, Rabu (21/8/2019). (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/nz)

Palembang (ANTARA) - Provinsi Sumatera Selatan tetap mewaspadai bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga akhir September 2021 karena masih memasuki puncak kemarau.

Pj Sekda Sumsel SA Supriono di Palembang, Sabtu, mengatakan, walaupun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memperkirakan terjadi hujan dengan intensitas rendah tapi sejatinya ini masih musim kemarau.

Untuk itu, pada musim kemarau Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan menaruh perhatian khusus terhadap lima kabupaten dalam penanganan karhutla yakni Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Ogan Ilir dan Kabupaten Muaraenim.

“Semua daerah menjadi perhatian. Tapi ada lima kabupaten/kota yang spesifik menjadi perhatian karena terbilang rawan,” kata dia.

Sebelumnya, OKU Timur dan Lahat sempat menjadi perhatian, namun pada tahun ini sudah tidak ada lagi hot spot.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Sumatera Selatan tetap mengalami hujan di musim kemarau pada Agustus-September 2021.

Hujan diprediksi tetap turun karena pengaruh fenomena Indian Ocean Dipole.

Kepala BMKG SMB II Palembang Desindra Deddy Kurniawan mengatakan akibat pengaruh fenomena tersebut membuat terjadi pembentukan awan di Sumatera akibat adanya masa udara dari India sebelah barat yang masuk.

“Sehingga banyak uap air, walau sekarang ada musim kemarau tapi tetap ada hujan,” kata Desindra.

Kondisi ini mengandung kemiripan dengan cuaca dan iklim yang terjadi di tahun 2020, namun curah hujan selama musim kemarau tersebut hanya berkisar 50 mm per dasarian atau tidak melebihi 150 mm dalam satu bulan atau kategori menengah.

Berkat adanya hujan ini, setidaknya turut membantu dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Desindra mengatakan, sebelunya terdapat sejumlah titik api di Sumsel. Namun setelah turun hujan pada Jumat (6/8/2021) Sumsel kembali ke status hijau atau aman karhutla.

Walau demikian, kewaspadaan tetap harus ditingkatkan, karena sejatinya karhutla itu terjadi disebabkan oleh 99 persen ulah manusia.