Edukasi prokes diminta masuk materi belajar tatap muka

id Edukasi Prokes Sekolah,Belajar Tatap Muka,Komisi E DPRD DKI,DPRD DKI,PTM DKI,berita sumsel, berita palembang, antara palembang

Edukasi prokes diminta masuk materi  belajar tatap muka

Siswa SMP Yamas, Jakarta Timur, mengikuti pembelajaran tatap muka pada hari pertama, Senin (30/8/2021). (ANTARA/Anisyah Rahmawati)

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Idris Ahmad mengusulkan edukasi mengenai protokol kesehatan masuk materi pembelajaran tatap muka (PTM) meski hal itu sudah dijalankan di sekolah-sekolah sejak dimulainya proses pembelajaran sejak 30 September 2021.

"Secara umum sebenarnya protokol kesehatan, memakai masker, jaga jarak terus dan sebagainya berjalan dengan baik, namun mungkin saran dan masukannya adalah harus tetap dibuat banyak materi sosialisasi dan edukasi agar siswa atau warga di sekolah tetap ingat terhadap protokol kesehatan," ujar Idris Ahmad di Jakarta, Senin.

Selain itu, Idris meminta agar seluruh pengelola Sekolah Dasar dan menengah juga dapat memaksimalkan ventilasi udara di setiap kelas hingga pengaturan jaga jarak (social distancing).

Hal ini, kata dia, perlu dilakukan agar kegiatan PTM tetap berlangsung aman dan nyaman serta meminimalisir terjadinya transmisi COVID-19 antara guru dengan peserta didik.

"Ini tantangannya banyak di sekolah-sekolah yang fasilitas jendelanya itu karena bangunan lama jadi tidak optimal bukaannya, ini yang perlu disiasati dan dioptimalkan," katanya.

Untuk kerumunan titik kritisnya adalah saat datang dan pulang. "Ini perlu diwaspadai dan dievaluasi agar meminimalkan risiko yang ada," katanya.

Senada dengan Idris, anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Rany Maulany juga meminta agar seluruh warga sekolah terus mengevaluasi penerapan protokol kesehatan (prokes) dalam pelaksanaan PTM.

Menurut dia, perlu ada koordinasi antara guru sebagai tenaga pendidik hingga orang tua murid sebelum peserta didik melaksanakan kegiatan PTM di sekolah. "Jadi para guru harus ada pemeriksaan secara berkala, baik itu 'rapid antigen' atau dijamin semuanya harus divaksin," katanya.

Tapi bisa juga diimbau kepada orang tua agar memperhatikan kondisi fisik anaknya, terutama ditambah vitamin untuk imunitas.

Komisi E berharap masukan-masukan tersebut dapat ditindaklanjuti oleh pengurus sekolah.
sehingga penularan COVID-19 di dalam klaster sekolah dapat dicegah sedini mungkin.

"Jadi kerja sama ini tidak hanya ditekan di sekolah, tapi ini kerja sama orang tua dengan pihak sekolah," kata Rany.