Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan tantangan Indonesia saat ini adalah mengkombinasikan rebound (kebangkitan) dan recovery (pemulihan) terhadap perekonomian yang tertekan akibat dampak COVID-19.
“Salah satu tantangan kita tahun ini adalah kita bisa mengkombinasikan antara rebound dan recovery,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam Raker bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin.
Sri Mulyani menjelaskan rebound sendiri memiliki arti ekonomi tumbuh tinggi karena adanya dasar pencapaian yang rendah pada kuartal sebelumnya.
Sebagai contoh, ekonomi Indonesia kuartal II tahun ini berhasil melambung tinggi hingga 7,07 persen (yoy) karena salah satu faktornya adalah pada kuartal II-2020 lalu mengalami kontraksi minus 5,32 persen (yoy).
Sementara untuk menciptakan ekonomi berkualitas, ia menuturkan Indonesia harus mampu rebound sekaligus recovery yaitu motor penggerak perekonomian harus pulih dan lebih baik.
“Rebound bisa saja hanya karena base-nya rendah tapi tidak menjadi translate recovery. Orang bisa rebound tanpa recovery hanya karena pick up base-nya rendah,” kata Sri Mulyani.
Oleh sebab itu, ia menegaskan kombinasi ini harus diwujudkan mengingat kebijakan PPKM juga telah menyebabkan hampir seluruh aspek pendukung perekonomian lumpuh kembali setelah sempat mengalami perbaikan.
“Kuartal III mengalami koreksi dari berbagai indikator. Kita berharap mungkin September masih bisa mengejar karena Juli kita mengalami PPKM seluruh bulan dan Agustus sampai dua minggu,” kata Sri Mulyani.
Ia pun berharap kebijakan PPKM yang mulai diturunkan levelnya terutama untuk Jawa dan Bali dari level 4 menjadi level 3 dapat secara perlahan menormalkan aktivitas perekonomian masyarakat.
Untuk keseluruhan tahun Sri Mulyani mengatakan outlook perekonomian nasional berada di kisaran 3,7 persen sampai 4,5 persen dengan catatan kuartal III terutama September mampu lebih recovery dan tumbuh normal.
Jika dilihat dari komponen agregat demand, konsumsi Indonesia diperkirakan hanya akan tumbuh 2,2 persen sampai 2,8 persen karena pada kuartal II-2021 melonjak namun kuartal IV tertekan akibat PPKM.
“Kuartal IV nanti kalau Natal dan Tahun Baru biasanya cukup meningkat lagi. Jika COVID-19 tidak mengancam kita bisa dapat full capitalizing atau memanfaatkan momentum kuartal IV,” kata Menkeu Sri Mulyani.
Berita Terkait
UU APBN 2024 telah selesai sebelum penetapan capres-cawapres
Jumat, 5 April 2024 12:37 Wib
Menkeu: THR telah tersalurkan Rp13,4 triliun
Senin, 25 Maret 2024 11:45 Wib
Kejagung terima laporan dugaan korupsi pada LPEI dari Menkeu
Senin, 18 Maret 2024 12:29 Wib
Kejagung: Dugaan korupsi pendanaan di LPEI dideteksi sejak 2019
Senin, 18 Maret 2024 12:25 Wib
Airlangga sebut anggaran makan siang gratis berkisar Rp15 ribu
Senin, 26 Februari 2024 15:38 Wib
Airlangga buka suara terkait kabar pertemuan Sri Mulyani dan Megawati
Senin, 5 Februari 2024 17:08 Wib
Ini jawaban Sri Mulyani terkait isu dirinya mundur dari Kabinet Jokowi
Jumat, 19 Januari 2024 13:31 Wib
Zulkifli Hasan: Jangan bikin isu Menteri Keuangan mundur
Kamis, 18 Januari 2024 16:19 Wib