Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengatakan peningkatan ekspor komoditas pertanian sebesar 15,79 persen sepanjang 2020 (year on year/yoy) turut mendorong kesejahteraan petani, yang terlihat nilai tukar petani (NTP) yang terus membaik.
"Pada Juni 2020, nilai tukar petani berada di angka 99,60, secara konsisten meningkat hingga Desember 2020 mencapai 103,25 dan Juni 2021 mencapai 103,59. Menurut saya, ini sebuah kabar yang baik yang bisa memacu semangat petani-petani kita untuk tetap produktif di masa pandemi," kata Presiden Jokowi dalam keterangan pers Sekretariat Presiden, yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Sektor pertanian, kata Presiden, merupakan salah satu sektor yang mampu bertahan dari tekanan pandemi COVID-19. Pada 2020, ekspor pertanian mencapai Rp451,8 triliun atau naik 15,79 persen (yoy) dibandingkan 2019 yang angkanya mencapai Rp390,16 triliun.
"Pada semester I tahun 2021 dari Januari sampai dengan Juni 2021, ekspor mencapai Rp282,86 triliun rupiah, naik 14,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020, yaitu sebesar Rp202,05 triliun," ujarmya.
Presiden meminta para kepala daerah untuk menggali potensi ekspor di daerahnya masing-masing. Para kepala daerah perlu menggarap komoditas-komoditas pertanian yang potensial.
Di sisi lain, Presiden meminta para petani disambungkan dengan rantai pasok baik nasional maupun global. Dengan demikian, para petani dan pelaku-pelaku usaha pertanian dapat dengan mudah mengekspor produknya, sehingga bisa berkembang menjadi sentra-sentra produksi pertanian yang berorientasi ekspor.
Sejumlah komoditas pertanian lainnya yang masih memiliki potensi untuk diekspor antara lain sarang burung walet, porang, minyak atsiri, bunga melati, tanaman hias, edamame, serta produk hortikultura lainnya.
"Kalau kita betul-betul berikan perhatian akan menjadi sebuah produk yang baik untuk kita ekspor. Juga produk olahan peternakan yang juga makin terbuka pasarnya," katanya.
Namun, Presiden mengingatkan bahwa tidak cukup hanya fokus untuk meningkatkan produksi. Menurutnya, hal penting lainnya adalah penguasaan teknologi untuk meningkatkan produktivitas.
"Melakukan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dan menghitung skala ekonomi dengan klasterisasi, ini penting sekali, serta melakukan mekanisasi pengembangan produk dan juga promosi produk berbasis digital. Ini juga harus kita kembangkan agar produk-produk pertanian kita makin dikenal luas dan makin kompetitif," ujar Presiden.
Berita Terkait
Presiden shalat Jumat di Masjid Agung Kota Medan
Jumat, 12 April 2024 16:48 Wib
Jokowi sambut para tamu peserta "open house" di Istana
Rabu, 10 April 2024 11:03 Wib
Presiden sebut antrean pemudik Lebaran 2024 relatif terkendali
Senin, 8 April 2024 11:13 Wib
Presiden dijadwalkan gelar "open house" saat Lebaran
Jumat, 5 April 2024 15:12 Wib
Arief Hidayat jelaskan alasan MK tak panggil Presiden Jokowi
Jumat, 5 April 2024 15:05 Wib
Presiden lantik Tonny Harjono sebagai KSAU di Istana Negara
Jumat, 5 April 2024 12:11 Wib
Presiden Jokowi: Bantuan pangan beras hingga akhir tahun bergantung APBN
Kamis, 4 April 2024 12:08 Wib
Presiden Jokowi tinjau pasar dan RSUD dalam kunjungan kerja ke Jambi
Rabu, 3 April 2024 10:35 Wib