BRI salurkan kredit Rp579,7 triliun ke sektor usaha berkelanjutan

id BRI,Penyaluran Kredit,Sektor Usaha Berkelanjutan,kredit perbankan,berita sumsel, berita palembang, antara palembang

BRI salurkan kredit Rp579,7 triliun ke sektor usaha  berkelanjutan

Tangkapan Layar Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa (27/07/2021). (ANTARA/Agatha Olivia)

Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatat penyaluran kredit kepada kegiatan bisnis berkelanjutan telah mencapai Rp579,7 triliun sejak Januari-Maret 2021.

"Total tersebut sekitar 64,7 persen dari keseluruhan penyaluran kredit BRI," ujar Direktur BRI Sunarso dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa.

Sunarso merinci kredit tersebut disalurkan paling banyak kepada usaha mikro sebesar Rp490,8 triliun, kemudian sektor energi terbarukan senilai Rp15,7 triliun, kegiatan usaha pencegahan dan pengawasan polusi Rp2,4 triliun, transportasi ramah lingkungan Rp18,3 triliun, dan bangunan hijau Rp2,8 triliun.

Kemudian, untuk kegiatan usaha pengelolaan sumber daya alam hayati yang berkelanjutan secara lingkungan dan tata guna lahan Rp39,1 triliun, konservasi keanekaragaman hayati darat dan perairan Rp714 miliar.

Selanjutnya, pengelolaan air dan limbah air yang berkelanjutan sebesar Rp673 miliar, bisnis produk, teknologi dan proses produksi yang ramah lingkungan Rp9 triliun, serta proyek terkait keberlanjutan lainnya Rp290 miliar.

Dengan penerapan sistem keberlanjutan tersebut, Sunarso mengatakan kinerja BRI secara finansial masih terus membaik walaupun di tengah krisis COVID-19.

"Terbukti dari aset kami yang sampai triwulan I-2021 mampu tumbuh 6,8 persen," ungkapnya.

Penyaluran kredit bank pelat merah tersebut juga mampu tumbuh 1,4 persen di tengah kontraksi pertumbuhan kredit secara nasional, dengan kontribusi terbesar dari kredit segmen mikro yang melesat hingga 16 persen.

Ia menambahkan total simpanan atau dana pihak ketiga (DPK) BRI mampu tumbuh 5,6 persen, dengan rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) naik tipis 3,12 persen, dan ada peningkatan perhitungan aset berkualitas rendah atau Loan at Risk (LAR) sebesar 28,84 persen.