Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Jepang terus meningkatkan kerja sama dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) industri otomotif, di mana langkah strategis itu untuk memacu daya saing dan inovasi industri otomotif di tanah air agar semakin kompetitif di kancah global.
“Kementerian Perindustrian terus mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Jepang dalam rangka pengembangan kompetensi SDM sektor industri otomotif,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat menghadiri Pembukaan Training Of Trainer (TOT) Lean Manufacturing Automation secara virtual di Jakarta, Selasa.
Menperin menjelaskan, berdasarkan peta jalan Indonesia Making 4.0, industri otomotif merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan untuk menjadikan Indonesia sebagai bagian dari 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada 2020.
Guna mencapai sasaran tersebut, diperlukan ketersediaan SDM terampil dan andal dalam penggunaan teknologi terkini sesuai perkembangan era industri 4.0.
“Indonesia memiliki potensi besar, dengan ditopang sebanyak 21 industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan nilai investasi sebesar Rp71,35 triliun untuk kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun, dan menyerap tenaga kerja langsung sebesar 38 ribu orang, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut,” paparnya.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BSDMI) Arus Gunawan menyampaikan, wujud nyata sinergi Indonesia-Jepang dalam pengembangan SDM industri otomotif, antara lain adalah kerja sama antara BPSDMI Kemenperin dengan Lexer Reserch Inc dimulai dari penandatanganan Letter of Intent (LoI) tentang Pengembangan Pendidikan Terkait Lean Manufacturing pada Maret 2019 lalu.
Kolaborasi ini dilanjutkan dengan dilaksanakan Simposium Jepang-Indonesia terkait SDM industri pada Desember 2019.
“Kegiatan tersebut yang menjadi kick-off program SDGs terkait pengembangan SDM industri otomotif di Indonesia, yang didukung penuh oleh pemerintah Jepang melalui pendanaan JICA, yang merupakan hasil kerja sama dengan Kemenperin,” tutur Arus.
Tahun ini, realisasi kerja sama dilanjutkan dengan pemberian hibah berupa dua set alat peraga bottle cap dan seperangkat peralatan pendukung IT berbentuk server dan laptop dengan total sebanyak 50 unit.
“Alat hibah ini akan dipasang di Politeknik STMI Jakarta dan Pusat Inovasi Digital Industri (PIDI 4.0), termasuk juga dilengkapi aplikasi simulator untuk mendukung pembelajaraan Digital Engineering” ungkap Arus.
Duta Besar Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi memaparkan bahwa transformasi industri 4.0 tidak hanya merombak aspek industri, bahkan juga mampu mengubah berbagai aspek dalam kehidupan manusia.
“Indonesia punya pasar dalam negeri yang kuat, dan memiliki banyak talenta dari jumlah sekolah, lembaga pendidikan, dan universitas yang ada, sehingga tersedianya pool of talent. Oleh karena itu, kerja sama dengan Pemerintah Jepang melalui program JICA dalam meningkatkan kompetensi SDM industri ini sangatlah tepat,” ujarnya.
Sementara itu, CEO Lexer Reserch Inc, Masahiro Nakamura mengemukakan akan mendukung peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan untuk dosen, instruktur, praktisi industri dan mahasiswa serta memberikan kuliah di Politeknik STMI Jakarta.
“Komitmen untuk terus menjalin kerja sama kembali dilakukan pada, 3 Juni 2021 melalui penandatanganan Minutes of Meeting antara BPSDMI dan JICA tentang Kerja Sama Pengembangan SDM Industri Sektor Manufaktur di Bidang Digital Engineering 4.0,” terang Nakamura.
Lexer Research Inc telah melakukan pelatihan teknis lean manufacturing baik untuk praktisi industri maupun akademisi sepanjang tahun 2020.
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Iken Retnowulan menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan kolaborasi banyak pihak, di antaranya Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Ditjen Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII), Asosiasi Industri meliputi Indonesian Automotive Industrial People Development (IAIPD), Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO).
Berikutnya, Institut Otomotif Indonesia (IOI), Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM), PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Cikarang Technopark, ATMI Cikarang, serta Omron Manufacturing Indonesia (OMI) yang dikordinasikan oleh IJB Net Indonesia.
“Dalam menjawab tantangan penyediaan SDM unggul yang mampu beradaptasi dengan teknologi indusri 4.0 ini adalah contoh baik wujud kolaborasi antara unit pendidikan, indusri, asosiasi dan pemangku kepentingan terkait,” ungkap Iken.
Berita Terkait
Pentingnya ban prima saat mudik dalam cuaca tidak menentu
Senin, 18 Maret 2024 11:45 Wib
Berbagai kemudahan merawat motor di era digital
Senin, 9 Oktober 2023 13:40 Wib
Balap motor Porprov Sumsel momentum tingkatkan prestasi otomotif
Minggu, 24 September 2023 7:53 Wib
Tips membawa APAR di kendaraan
Selasa, 29 Agustus 2023 6:14 Wib
Risiko ban dengan tekanan angin tidak sesuai
Senin, 10 Juli 2023 8:24 Wib
Kiat mencegah risiko kebakaran kendaraan listrik
Jumat, 9 Juni 2023 15:58 Wib
Dampak terlalu sering mengganti air radiator dengan air biasa
Jumat, 19 Mei 2023 11:05 Wib
Tips aman parkir pararel
Jumat, 19 Mei 2023 8:27 Wib