Sejumlah peternak ayam di Palembang gulung tikar

id ayam,ayam potong,harga ayam potong,ayam potong palembang,harga ayam ,pasar ,pasar palembang,daya beli,daya beli masyarak

Sejumlah peternak ayam di Palembang gulung tikar

Pedagang ayam potong di Pasar Perumnas Palembang, Selasa (27/7). (ANTARA/Dolly Rosana/21)

Peternak rugi sekitar Rp5.000 per ekor, siapa yang bisa tahan. Lama-lama ya terpaksa tutup peternakan
Palembang (ANTARA) - Sejumlah peternak ayam di Kota Palembang, Sumatera Selatan, terpaksa gulung tikar karena terjadi penurunan harga akibat pelemahan daya beli masyarakat dalam beberapa bulan terakhir.

Ketua Asosiasi Masyarakat Peternak Sumatera Selatan Ismaidi Chaniago di Palembang, Selasa, mengatakan kondisi yang menyulitkan itu membuat peternak plasma (gabungan beberapa peternak) dengan produksi 10.000 ekor dalam satu siklus (1,5 bulan) terbilang kesulitan untuk bertahan.

“Harga sudah turun, tapi serapan juga rendah. Jadi biaya produksi sudah tidak seimbang dengan pemasukan, jadi mereka terpaksa gulung tikar,” kata Ismaidi.

Harga ayam potong saat ini di pasaran berkisar Rp24.000 per Kilogram, yang sudah bertahan kurang lebih dalam sebulan terakhir di sejumlah pasar tradisional Palembang.

Dengan harga seperti itu di pasaran, artinya harga ayam potong dengan berat bersih 1,6 Kg-1,7 Kg per ekornya hanya terjual Rp13.000—Rp14.000 per Kg saat dibeli peternakan (harga di kandang).

Sementara, peternak bisa dikatakan akan mendapatkan untung jika harga di kandang berkisar Rp18.000 per ekor.

“Peternak rugi sekitar Rp5.000 per ekor, siapa yang bisa tahan. Lama-lama ya terpaksa tutup peternakan,” kata dia.

Baca juga: Harga ayam potong di Palembang anjlok Rp22.000 per Kg

Bukannya peternak menyerah atas kondisi ini, namun upaya untuk menghadapi pelemahan daya beli masyarakat ini juga sudah dilakukan mereka dengan cara menekan biaya produksi.

Sebagian sudah mengurangi jumlah tenaga kerjanya, hingga mengurangi produksi.

Saat ini asosiasi memperkirakan terjadi penurunan permintaan sekitar 25-30 persen dibandingkan dalam kondisi normal terhadap ayam potong dari kebutuhan sekitar 120 ribu ekor per hari untuk Kota Palembang dan250 ribu ekor per hari untuk Sumatera Selatan.

Namun, pengurangan produksi yang dilakukan kurang berdampak signifikan lantaran saat ini produksi dari luar provinsi juga masuk ke Palembang, seperti dari Lampung dan Jambi.

“Bahkan dari Jawa juga masuk ke sini (Palembang) sejak ada jalan tol. Ini umumnya berasal dari peternakan skala industri yang satu kandang saja bisa memproduksi 50.000 ekor ayam,” kata dia.

Di tengah kondisi ini, asosiasi mengharapkan pemerintah memperketat jalur perdagangan antardaerah ini agar harga dan serapan tidak lebih tertekan.

Selain itu, asosiasi juga mengingatkan semua pihak harus bersinergi dalam penanganan COVID-19 karena apa yang terjadi saat ini telah berdampak pada perekonomian.

Lisa, pedagang ayam potong di Pasar Perumnas Palembang mengatakan dirinya justru mengalami penurunan omset di tengah harga yang turun ini.

“Biasanya harga turun, banyak yang beli. Ini harga turun tetap yang beli sedikit. Ya mau bagaimana lagi, masyarakat lagi tidak ada uangnya,” kata dia.

Dalam satu hari, biasanya Lisa menjual sekitar 200Kg ayam, kini hanya 120-150 Kg dengan harga Rp24.000 per Kg.

Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Selatan menilai mulai terjadi pelemahan daya beli karena dipengaruhi sejumlah faktor, diantaranya penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.

“Iya, dari sisi permintaan saat ini masih melemah,” kata Kepala BI Perwakilan Sumatera Selatan Hari Widodo.

Baca juga: Harga di kandang hanya Rp12.000/Kg, Asosiasi prakirakan bakal banyak peternak ayam gulung tikar di Palembang

Sebelumnya, Bank Indonesia selaku Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mengingatkan para pemangku kepentingan di Sumsel untuk fokus pada ketersediaan logistik selama masa PPKM tahap pertama, 14-20 Juli 2021.

Ini penting untuk menjaga agar tidak terjadi kelangkaan bahan pokok, yang dikhawatirkan akan berimbas pada kenaikan harga. Ternyata, selama periode tersebut, BI memantau pasokan bahan kebutuhan pokok terbilang terpenuhi di Sumsel.

Namun, fakta di lapangan yang didapati menunjukkan harga-harga mulai bergerak turun, di antaranya ayam potong.

“Tentunya inflasi yang rendah ini tidak bagus untuk perekonomian. Oleh karena itu, semua pihak harus mendorong dari sisi ekonomi,” kata dia.

Baca juga: Harga jatuh ayam ras jatuh, Kementan gandeng organisasi peternak