Ekonomi Syariah di Sumatera Selatan belum tergarap optimal

id bank indonesia,bi sumsel,ekonomi syariah,syariah,sumsel,sumatera selatan,gubernur sumsel,festival syariah

Ekonomi Syariah di Sumatera Selatan  belum tergarap optimal

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Selatan Hari Widodo (kanan) didampingi Gubernur Sumsel Herman Deru (tengah) dalam acara pembukaan Syariah Festival Sriwijaya 2021 di Palembang, Kamis (22/7/2021). ANTARA/HO-BI.

Palembang (ANTARA) - Perekonomian syariah di Sumatera Selatan belum tergarap optimal lantaran kurangnya literasi masyarakat terkait bidang ini.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Selatan (BI Sumsel) Hari Widodo mengatakan Sumsel merupakan daerah yang memiliki potensi besar untuk pengembangan ekonomi syariah.

"Banyak sekali potensi ekonomi syariah yang bisa dikembangkan. Potensi besar tapi belum optimal, itu karena pemahaman di masyarakat masih rendah," katanya pada acara pembukaan Syariah Festival Sriwijaya 2021 di Palembang, Kamis.

Hari mencontohkan pemahaman masyarakat terhadap wakaf saja masih rendah baru mencapai 50 persen alias tidak menyeluruh. Padahal masyarakat mengetahui bahwa wakaf itu tidak sekadar wakaf masjid, pesantren dan bangunan lainnya tetapi juga bisa wakaf produktif.

Menurut Hari, Sumsel bisa menjadikan ekonomi syariah sebagai kekuatan baru dalam perekonomian. Adapun potensi yang bisa digali mulai dari sektor pariwisata, fesyen, hingga UMKM dengan beragam sektor usaha.

Selain itu, Hari menambahkan kinerja sektor keuangan syariah di Sumsel pun dalam kondisi baik. Hal tersebut tercermin dari pangsa pasar keuangan syariah yang di atas rata-rata nasional. Angkanya mencapai 10 persen, itu sudah di atas rata-rata nasional. Artinya keuangan syariah di Sumsel ini sudah on the right track, kata dia.

Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru menekankan bahwa literasi menjadi kunci utama untuk memperkuat ekonomi syariah di provinsi itu.

“Kita terbelenggu dalam dikotomi halal dan nonhalal, sehingga pasar menganggap ekonomi syariah itu kaku,” ujar dia.

Padahal, kata Deru, ekonomi syariah sangat fleksibel. Konsep syariah tersebut bisa masuk dalam semua sektor ekonomi, mulai dari peternakan, pertanian, UMKM dan IKM.

Gubernur pun meminta agar para pemangku kepentingan meningkatkan literasi dengan cara jemput bola ke masyarakat. Deru menambahkan masa pandemi merupakan momen yang tepat untuk kebangkitan ekonomi syariah.