Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu mengatakan pandemi COVID-19 turut mempengaruhi cara pandang sekaligus kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan diri.
"Persepsi bahwa asuransi jiwa itu hanya untuk musim tertentu, situasi dan kondisi tertentu, saya pikir masyarakat harus tahu kalau apa pun situasi dan kondisi Anda, asuransi jiwa itu penting. Mau aman atau tidak aman seperti sekarang ini, itu (asuransi jiwa) penting, apalagi di masa pandemi di mana orang-orang yang meninggal adalah orang-orang yang kita kenal," kata Togar dalam konferensi pers daring, Selasa.
"Jadi yang perlu ditekankan, asuransi jiwa itu dasarnya seperti surat cinta dari suami ke istri dan anak-anak. Jika sesuatu terjadi kepada kepala keluarga, istri dan anak-anak masih bisa hidup lewat itu. Pun asuransi kesehatan meningkat untuk COVID. Ada perusahaan yang juga cover untuk isoman, ini menunjukkan teman-teman di industri memiliki komitmen (melindungi) masyarakat," imbuhnya.
Di sisi lain, Togar mengingatkan bahwa industri asuransi jiwa saat ini mendapat tantangan yang berat. Di saat pandemi COVID-19, perusahaan asuransi jiwa dituntut untuk tetap memberikan layanan terbaik bagi nasabah.
"COVID memang membuat aktivitas bisnis terhambat. Tetapi kondisi ini jadi situasi new normal. Jadi approach agen ke nasabah juga berubah. Maka produksi kanal agensi menurun, tetapi tidak banyak. Tetapi kita bersyukur ada relaksasi dari OJK yang memungkinkan kita pasarkan produk asuransi jiwa tanpa harus tatap muka dengan melalui digitalisasi," jelasnya.
Ada pun Total Polis hingga kuartal pertama tahun 2021 mencapai 17,78 juta atau tumbuh 1,8 persen dibanding tahun sebelumnya pada 17,47 juta. "Ini tidak terlepas dari peran para agen. Maka kami AAJI selalu berpesan agar agen terus meningkatkan kapasitasnya," kata Togar.
Total Pendapatan Premi dari saluran distribusi agen mencapai Rp 16,15 triliun atau mengalami perlambatan hingga 6 persen. Namun pendapatan premi dari saluran bancassurance tetapi tinggi, tumbuh 55,9 persen. Dan untuk produk unit link, total pendapatan premi mencapai Rp 35,83 triliun atau tumbuh 31,7 persen.
"Artinya, minat masyarakat tetap tinggi untuk berasuransi, dan soal bancassurance itu hanya pemisalah kanal distribusi saja, tetapi tetap saja yang menjual adalah para agen-telemarketing," pungkasnya.
Berita Terkait
Cara kelola uang THR agar hemat dan lebih bermanfaat
Sabtu, 6 April 2024 11:38 Wib
BPJS Kesehatan membentuk forum stakeholder perluas peserta di Sumsel
Selasa, 5 Maret 2024 19:30 Wib
Jumlah klaim asuransi petani di Sumsel tembus Rp2,70 miliar pada 2023
Selasa, 6 Februari 2024 7:59 Wib
RSIA Az Zahra layani klaim BPJS sekaligus asuransi kesehatan swasta
Selasa, 21 November 2023 19:44 Wib
OJK cabut izin usaha PT Asuransi JiwaProlife Indonesia
Jumat, 3 November 2023 14:44 Wib
Pemkab OKU Selatan berikan jaminan sosial bagi petugas pemilu
Minggu, 1 Oktober 2023 19:26 Wib
12.410 petani Sumsel jadi peserta Asuransi Usaha Tani Padi
Senin, 14 Agustus 2023 22:11 Wib
Kemenag kawal klaim asuransi jamaah haji yang meninggal sampai ke ahli waris
Sabtu, 15 Juli 2023 22:23 Wib