Tanjungpinang (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Muhamad Bisri berpendapat masyarakat tidak perlu melakukan tes usap dengan metode antigen sampai dua kali atau lebih jika hasil awalnya positif.
"Kalau hasil tes pertama positif, ya tetap positif meski hasil kedua dan seterusnya negatif. Itu rumusnya," kata Bisri di Tanjungpinang, Senin.
Penyataan Bisri tersebut terkait polemik hasil tes usap dengan metode antigen yang dilakukan Pemkot Tanjungpinang dan Pemkab Bintan yang berbeda dengan hasil tes usap yang dilakukan sejumlah klinik di Tanjungpinang.
Perbedaan hasil tes usap yang dilakukan Pemkot Tanjungpinang dan Bintan dengan sejumlah klinik di Tanjungpinang menimbulkan polemik.
Pedagang yang mengikuti tes usap antigen saat razia protokol kesehatan di Pasar Bintan Centre meragukan hasilnya, positif. Kemudian pedagang itu melakukan tes usap antigen di salah satu klinik di Tanjungpinang dengan hasil negatif.
Di Bintan, sebanyak 21 karyawan Swalayan WS ditanyakan positif COVID-19 setelah mengikuti tes usap dengan metode antigen yang dilakukan pemerintah setempat. Kemudian mereka melakukan tes usap antigen secara mandiri di salah satu klinik di Tanjungpinang, dengan hasil negatif.
Namun Bisri tidak menjelaskan secara medis kenapa hasil tes usap dengan metode antigen yang dilakukan pemerintah dan klinik itu berbeda. Padahal klinik yang beroperasi di Tanjungpinang juga memiliki ijin.
"Tidak ada yang perlu dipersalahkan, semuanya benar. Yang salah itu melakukan tes antigen lebih dari sekali dalam waktu dekat. Hasil pertama negatif, terus yang kedua positif, juga ditanyakan positif. Tetap yang diambil itu positif," ucapnya.
Bisri mengatakan tes usap dengan metode antigen merupakan cara cepat untuk mengetahui apakah seseorang terpapar COVID-19 atau tidak. Antigen merupakan metode yang cukup akurat sehingga dijadikan pemerintah sebagai alat untuk mendeteksi seseorang itu tertular COVID-19 atau tidak.
"Kalau menunggu hasil dari tes usap dengan metode PCR kan butuh waktu cukup lama sehingga digunakan antigen," ujarnya.
Berita Terkait
Polisi ungkap kasus peredaran uang palsu dolar Singapura
Rabu, 31 Januari 2024 15:12 Wib
Satria Mahatir anak mantan petinggi Polri aniaya anak anggota DPRD Kepri
Jumat, 5 Januari 2024 17:00 Wib
Polisi tangkap wanita terlibat pembunuhan mantan Dirut RSUD Sidempuan
Kamis, 30 November 2023 15:50 Wib
Dinkes perkirakan lebih satu kasus cacar monyet di Batam
Rabu, 15 November 2023 17:06 Wib
Festival Silat Serumpun di Kepri
Jumat, 10 November 2023 7:48 Wib
Hakim Batam meninggal saat tunggu pindah promosi jabatan
Senin, 6 November 2023 8:06 Wib
TNI AL: Lima orang WNI yang dijemput di perbatasan merupakan perompak
Kamis, 2 November 2023 16:32 Wib
DLH: Kualitas udara di Kota Batam menurun
Rabu, 4 Oktober 2023 14:28 Wib