Harga TBS sawit di Bengkulu anjlok Rp1,800 per Kg

id Bengkulu, CPO, Kelapa Sawit, TBS

Harga TBS sawit di Bengkulu anjlok Rp1,800 per Kg

Aktivitas sejumlah petani sawit di Desa Kota Bani, Kecamatan Putri Hijau. (ANTARA/Helti Marini Sipayung) (Foto Antarabengkulu.com)

Bengkulu (ANTARA) - Harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat pabrik di Bengkulu kembali anjlok ke harga Rp1.800 per kilogram setelah selama beberapa bulan harga jual sempat stabil di angka Rp2.000 per kilogram.

Kepala Dinas Tananam Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu Ricky Gunarwan saat dihubungi di Bengkulu, Minggu mengatakan, penurunan harga yang cukup signifikan ini dipengaruhi turunnya harga Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit ditingkat dunia.

"Memang sekarang harga jualnya anjlok, turun lumayan jauh dengan harga sekitar Rp1,800 per kilogram. Ya kita mengikuti harga di pasar dunia yang sekarang memang turun," katanya.

Menurut dia penetapan harga jual TBS kelapa sawit ditingkat pabrik yang dirilis setiap bulan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu memang mengacu pada harga jual ditingkat dunia.

Baca juga: Harga CPO di Jambi naik Rp157/Kg
Salah satu yang menyebabkan turunnya harga jual tersebut yakni menurunnya permintaan CPO dari pasar dunia, terutama dari negara-negara yang selama ini menjadi langganan tujuan ekspor seperti Eropa dan India karena terdampak pandemi COVID-19.

"Harga TBS pada Mei lalu ditetapkan Rp2.104 per kilogram atau naik Rp200 dari April 2021. Sebelumnya kita optimis harga bakal stabil tapi ternyata permintaan pasar internasional turun jadi kita harus mengikuti," paparnya.

Ricky menjelaskan, salah satu upaya yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk kembali menstabilkan harga jual TBS kelapa sawit ini yaitu dengan meningkatkan suplai dalam negeri, salah satunya yaitu untuk memenuhi permintaan pembuatan bio solar B20 dan B30 sebagai bahan bakar minyak (BBM).

Baca juga: Malaysia lampaui Indonesia menjadi pemasok minyak sawit utama India
Menurutnya, dengan adanya program tersebut maka dimungkinkan penjualan TBS kelapa sawit dari petani lokal tidak lagi bergantung dengan harga CPO tingkat dunia sehingga harga jual di daerah bisa tetap stabil.

"Di Provinsi Bengkulu terdapat 30 perusahaan pengolahan CPO yang tersebar mulai dari Kabupaten Mukomuko hingga Kabupaten Kaur sehingga kami optimis harga TBS ini bisa stabil," katanya.
Baca juga: Gapki Sumsel sarankan petani sawit swadaya bermitra dengan perusahaan