PLN pimpin transisi energi melalui pengembangan EBT

id Pln,aceh,terbarukan,acehteekini,acehviral

PLN pimpin transisi energi melalui pengembangan EBT

Salah satu pembangkit milik PLN (HO)

Banda Aceh (ANTARA) - PLN menyatakan siap memimpin transisi energi melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dalam sektor ketenagalistrikan di Indonesia untuk menurunkan emisi karbon.

“Pengembangan EBT menjadi prioritas penting sehingga peningkatan bauran EBT dalam penyediaan listrik nasional ditetapkan sebesar 23 persen pada tahun 2025. Pembangkit-pembangkit EBT diproyeksikan akan terakumulasi mencapai 10 Giga Watt (GW) pada tahun 2025 dan meningkat lagi hingga 15 GW pada tahun 2029,” kata Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini dalamsiaran pers diterima ANTARA di Banda Aceh, Kamis.

Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela UN Global Compact Virtual Leaders Summit 2021. Kegiatan tersebut mempertemukan Kepala Negara, petinggi PBB, para pemimpin bisnis, akademia, dan organisasi non-pemerintah untuk membahas krisis global yang berkaitan dengan perubahan iklim, pandemi global COVID-19, ketimpangan sosial dan lain-lain.

Ia menjelaskan akan ada penambahan kapasitas (listrik) di tahun 2060 sebesar 1500 Tera Watt hour (TWh), yang artinya lima kali lipat dari kapasitas listrik di tahun 2021.

“PLN punya komitmen penuh bahwa penambahan kapasitas itu akan berbasis pada renewable energy,” kata Zulkifli.

Zulkifli juga optimististis EBT bukan hanya sebatas energi yang intermiten, melainkan sebagai pemikul beban dasar (baseload) yang akan bersaing dengan fossil fuel.

Menurut dia saat itulah development and application renewabele energy akan menjadi kekuatan PLN untuk menjamin seluruh pelosok negeri menyala dengan listrik yang ramah lingkungan.

Ia mengatakan ke depan, the development and application of renewable energy ini bukan hanya semata-mata karena kebijakan pemerintah, bukan hanya karena international agreement tetapi karena eenewable energy secara sistem, secara komersial, secara keekonomian memang superior, memang mampu bersaing dengan fossil fuel

Dalam kesempatan yang sama, Zulkifli juga menjelaskan, pihaknya pada tahun 2030 akan mulai mempensiunkan pembangkit-pembangkit tua yang subcritical. Dalam jangka pendek, pembangkit yang masih berbasis BBM impor dengan biaya yang sangat mahal, akan diganti dengan pembangkit-pembangkit berbasis renewable, dan baseload. Kita mengubah BBM yang mahal, impor, dan menimbulkan polusi, untuk secara penuh bergeser pada energi murah, berbasis kekuatan domestik, dan lebih ramah lingkungan.

PLN berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon bukan hanya didasari kebijakan atau perjanjian internasional, tapi untuk generasi yang akan datang bisa menikmati masa depan yang lebih baik dari generasi sekarang.