Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan meminta pemerintah membuat kebijakan yang bisa menghentikan ketergantungan terhadap impor kedelai sehingga mengurangi beban biaya yang ditanggung UMKM perajin tahu dan tempe.
"Selama ini dipasok dari kedelai impor, yang terkadang fluktuasi harganya sangat merugikan UMKM kita. Bahkan, mereka telah mengancam melakukan mogok sebagai protes terhadap tingginya harga kedelai," kata Johan Rosihan dalam rilis di Jakarta, Jumat.
Johan mengingatkan bahwa Menteri Pertanian pernah berjanji pada awal 2021 lalu akan menuntaskan persoalan kedelai ini dalam dua kali masa tanam, namun hingga kini belum ada sesuatu yang menggembirakan bagi kedelai lokal.
Baca juga: Kemendag berharap perajin tahu-tempe kembali bergairah produksi
Untuk itu, ujar dia, Mentan diharapkan bisa membuat simulasi anggaran berdasarkan data yang riil. "Agar kita tidak lagi bergantung dengan impor kedelai selama ini, berapa kebutuhan anggaran agar kita bisa produksi kedelai sesuai kebutuhan nasional supaya kita tidak merancang untuk impor terus," ucap Johan.
Apalagi, kebutuhan kedelai nasional diperkirakan mencapai hingga sekitar 3 juta ton per tahun, sedangkan target produksi kedelai berkisar 300.000 ton per tahun.
Baca juga: Mentan nilai ketentuan HPP diperlukan agar kedelai lokal bisa bersaing
Ia menyampaikan bahwa dirinya selaku wakil masyarakat Sumbawa telah melakukan tanam perdana Demfarm di Sumbawa. Dari sana, ia melihat hasil pengembangan beberapa jenis varietas kedelai oleh Balitbangtan BPTP NTB yang produksinya bisa mencapai 3,5 ton per hektar.
"Ini adalah potensi menuju swasembada kedelai jika pemerintah serius ingin menjadikan kedelai sebagai komoditi pangan strategis di tanah air," ujar Johan.
Baca juga: Pedagang tempe di Palembang keluhkan harga kedelai tak kunjung turun
Ia mengusulkan agar Balitbang Kementan segera melakukan riset peningkatan produksi dan pengembangan kedelai lokal yang memiliki standar mutu untuk industri tahu tempe.
“Saya minta pemerintah segera melakukan pengembangan varietas unggul tanaman kedelai yang cocok dengan kondisi lahan dan iklim di Indonesia serta melakukan perakitan teknologi budidaya, panen dan pascapanen dari tanaman kedelai yang menguntungkan petani dan perajin tahu tempe," papar Johan.
Johan menyesalkan relatif rendahnya serapan anggaran Kementan pada bagian paruh awal dari tahun 2021 ini, padahal petani dan peternak di berbagai daerah sangat membutuhkan dukungan anggaran APBN demi kelancaran usaha taninya.
Berita Terkait
Mendag selidiki kembalinya perdagangan pakaian bekas impor
Kamis, 28 Maret 2024 15:15 Wib
Polisi ungkap pembawa sabu impor Malaysia
Sabtu, 23 Maret 2024 22:52 Wib
Bapanas sebut impor jagung disetop
Sabtu, 16 Maret 2024 14:54 Wib
Mendagri Tito sebut impor jadi alasan harga beras Singapura murah
Senin, 4 Maret 2024 13:32 Wib
Tambahan 300 ribu ton beras impor perkuat stok pangan nasional jelang ramadhan
Minggu, 3 Maret 2024 16:25 Wib
Beras impor tiba di Pelabuhan Boom Baru
Jumat, 1 Maret 2024 22:09 Wib
Kementan siapkan lahan Sumsel jadi penyangga pangan demi tekan impor
Jumat, 1 Maret 2024 16:03 Wib
14 ton beras impor telah masuk gudang Bulog Sumsel-Babel
Rabu, 28 Februari 2024 22:22 Wib