BKKBN dorong konsumsi susu berkualitas untuk tekan stunting

id BKKBN, sunting, konsumsi susu, ibu hamil,berita sumsel, berita palembang

BKKBN dorong konsumsi susu  berkualitas untuk tekan stunting

Ilustrasi anak minun susu (ANTARA/Shutterstock)

Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mendorong konsumsi susu berkualitas untuk ibu hamil dalam upaya mengatasi persoalan malnutrisi dan stunting di Indonesia.

"Ibu hamil juga perlu meminum susu yang mengandung mikronutrien, Fe (zat besi) ada vitaminnya. Kemudian juga susu penting mengandung DHA omega 3, itu diperlukan untuk pertumbuhan otak janin kemudian juga asam folat, itu juga penting bagi kesehatan bayinya selama hamil," katanya dalam siaran tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Hasto mengatakan susu memiliki kandungan DHA, Omega 3, Zat besi yang dapat meningkatkan kadar HB, asam folat dan vitamin D yang membentuk plasenta.

“Kalau kurang vitamin D itu plasenta tidak bagus. Hal-hal seperti itu yang harus mendapat perhatian serius. Kebetulan susu itu mengandung hal-hal seperti itu. Susu bisa mengoreksi kalau mikronutrien, karbohidratnya itu kurang, susu bisa menyempurnakan. Itu kelebihan susu," katanya.

Hasto mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki struktur penduduk usia muda yang relatif tinggi sehingga berpotensi mendapatkan bonus demografi yang dapat menciptakan generasi unggul dan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Sayangnya, kata Hasto, kondisi itu turut diikuti oleh tingginya kasus malnutrisi dan stunting yang perlu mendapat sorotan pemerintah.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Program Percepatan Penurunan Stunting itu menilai diperlukan upaya untuk pencegahan stunting sejak fase pra hingga pascakehamilan dengan memperhatikan angka kecukupan gizi, yang salah satunya dapat diperoleh dari susu.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020 melaporkan konsumsi susu di Indonesia hanya 16,27kg per kapita setiap tahun, di bawah negara ASEAN lainnya seperti Malaysia 36,2 kg per kapita per tahun, Myanmar 26,7kg per kapita per tahun dan Thailand 22,2kg per kapita per tahun.

Senada dengan Hasto, ahli gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Saptawati Bardosono menyarankan pemerintah mengambil langkah konkret dalam upaya mendorong konsumsi susu di Indonesia.

Menurutnya, tingkat konsumsi susu berkualitas masyarakat Indonesia saat ini masih tergolong rendah. Dia pun menganjurkan pemerintah untuk melakukan subsidi pada penyediaan susu berkualitas untuk masyarakat Indonesia.

"Karena harga susu yang berkualitas baik masih terbilang mahal, sehingga perlu subsidi pemerintah harusnya,” kata Saptawati.

Saptawati menyarankan ada gerakan minum susu kepada masyarakat. "Selain kampanye harus ada ketersediaan produk susu yang terjangkau bagi semua. Bagusnya pemerintah memproduksi susu generik, supaya bisa murah," katanya.