Menteri BUMN janji pertahankan ribuan karyawan Garuda Indonesia

id erick thohir,garuda indonesia,utang garuda,pegawai garuda,pensiun dini garuda,berita sumsel, berita palembang, antara palembang

Menteri BUMN janji pertahankan ribuan karyawan Garuda Indonesia

Menteri BUMN Erick Thohir dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (2/5/2021). (ANTARA/Sugiharto purnama)

Jakarta (ANTARA) - PT Garuda Indonesia menawarkan program pensiun dini untuk para karyawannya hingga 19 Juni 2021 demi menyelamatkan keuangan perusahaan yang tertekan akibat rugi dan utang.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan akan mempertahankan ribuan karyawan Garuda Indonesia agar tetap berada di perusahaan maskapai pelat merah tersebut.

"Dari hasil laporan yang saya dapatkan bahwa kami tetap mempertahankan 1.300 pilot dan awak kabin, serta 2.300 pegawai," kata Menteri BUMN Erick Thohir di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan pandemi COVID-19 telah memukul industri penerbangan di seluruh dunia, bahkan ada maskapai asing yang lebih parah ketimbang Garuda Indonesia.

Baca juga: Garuda Indonesia resmi jadi maskapai penerbangan kontingen Indonesia ke berbagai kejuaraan
Baca juga: Menteri BUMN: Garuda putuskan kembalikan pesawat Bombardier CRJ 1000

Menurutnya, pemerintah saat ini perlu mencari cara agar perusahaan pelat merah itu bisa bertahan menghadapi tekanan kondisi keuangan yang minus.

Erick Thohir mengatakan Garuda Indonesia akan berfokus kepada bisnis penerbangan domestik dalam negeri dengan melayani perjalanan masyarakat antarpulau di Tanah Air.

"Indonesia ini negara kepulauan, jadi tidak mungkin orang Indonesia menuju pulau lain pakai kereta, pilihannya ada dua yaitu kapal laut atau penerbangan. Garuda dan Citylink akan fokus kepada pasar domestik, bukan pasar internasional," kata Erick.

Aksi yang dilakukan pemerintah ini merupakan upaya untuk menyelamatkan Garuda Indonesia dari masalah finansial akibat utang dan kerugian yang dialami perseroan.

Garuda Indonesia tercatat memiliki utang 4,9 miliar dolar AS atau setara Rp70 triliun. Angka tersebut meningkat sekitar Rp1 triliun setiap bulan karena terus menunda pembayaran kepada pemasok.

Perusahaan memiliki arus kas negatif dan utang minus Rp41 triliun. Tumpukan utang tersebut disebabkan pendapatan perusahaan yang tidak bisa menutupi pengeluaran operasional.

Berdasarkan pendapatan Mei 2021 Garuda Indonesia hanya memperoleh sekitar 56 juta dolar AS dan pada saat bersamaan masih harus membayar sewa pesawat 56 juta dolar AS, perawatan pesawat 20 juta dolar AS, bahan bakar avtur 20 juta dolar AS, dan gaji pegawai 20 juta dolar AS.