Sumsel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, mendukung program Food Estate yang dicanangkan Kementerian Pertanian.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten OKI Sahrul di Kayuagung mengatakan daerahnya menyiapkan 59.118 hektare lahan sawah untuk mendukung program lumbung pangan baru multi komoditas Food Estate dari Kementerian Pertanian.
“Food Estate diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga meningkatkan nilai tambah kepada petani melalui korporasi petani,” kata dia.
Sahrul menjelaskan terdapat tiga kecamatan yang mendominasi luasan sawah Food Estate, yakni Kecamatan Sungai Menang seluas 7.885 Hektare (Ha), Kecamatan Pampangan seluas 6.271 dan Jejawi 6.041 Ha.
“Selain hulu, kami juga akan fokus industri hilir pertanian, yakni mewujudkan korporasi petani, sehingga perekonomian dan kesejahteraan petani dapat meningkat,” kata dia.
Menurutnya, supaya maju, petani harus berkorporasi, sehingga hasil usaha tani lebih baik dan meningkatkan pendapatan mereka.
Sahrul menjelaskan korporasi petani merupakan upaya menempatkan petani sebagai subjek yang memiliki hak untuk mengambil keputusan dalam program pangan.
Meski berkolaborasi dengan dunia usaha, penguasaan sumber daya dan jalur distribusi harus dikendalikan oleh pemerintah.
“Misalnya, pengadaan pupuk harus dikendalikan oleh pemerintah dengan menggandeng BUMN yang fokus bisnisnya dalam produksi pupuk, seperti PT Pusri Palembang. Tidak dilepaskan begitu saja,” kata dia.
Konsep korporasi petani, menurut dia, semestinya bisa melayani input secara efisien seperti benih, pupuk, melayani permodalan sehingga bisa akses KUR, melayani pemasaran menjadi 1 unit dan hilirisasi produk.
“Setiap korporasi harus mampu menghitung berapa efisiensi biaya dan hasil yang diperoleh, harus mampu membuat jaringan bermitra dengan industri pupuk, produsen benih, alsin, serta harus melayani kredit KUR,” katanya.
Sahrul berharap korporasi dapat membenahi manajemen pertanian yang baru. Menciptakan efiensi dengan mekanisasi, benih harus unggul, pupuk pestisida kembali ke organik, integrated farming serta tidak ada monokultur lagi.
Provinsi Sumatera Selatan menargetkan dapat memproduksi 3,1 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2021 dengan meningkatkan intensitas penanaman dan produktivitas.
Sumsel harus menambah sekitar 400 ribu ton GKG karena produksi tahun 2020 itu tepatnya 2.696.103 ton GKG.
Secara nasional Sumsel masih di bawah Sulawesi Selatan dengan 4,6 juta ton GKG, Jawa Barat 9,0 juta ton GKG, Jawa Tengah 9,6 juta ton GKG dan Jawa Timur 9,9 juta ton GKG.
Hadirnya beberapa daerah yang dipercaya menjalani Food Estate ini diharapkan dapat membuat Sumsel mencapai target tiga besar untuk produksi beras.
Berita Terkait
Kejari OKU Selatan tetapkan tersangka kasus dugaan korupsi dana KUR
Kamis, 18 Januari 2024 8:37 Wib
TPN: Ganjar-Mahfud janji turunkan bunga KUR untuk ringankan UMKM
Sabtu, 6 Januari 2024 6:00 Wib
Hingga Oktober, penyaluran KUR di Sumsel capai Rp5,91 triliun
Kamis, 23 November 2023 21:33 Wib
Pegadaian hadirkan Program KUR Super Mikro
Sabtu, 23 September 2023 17:31 Wib
DJPb Sumsel mencatat realisasi KUR capai Rp3,59 triliun per Juli 2023
Rabu, 30 Agustus 2023 3:13 Wib
Sumsel optimalkan penyaluran KUR
Kamis, 27 Juli 2023 22:43 Wib
Penyaluran KUR di Sumsel tembus Rp2,29 triliun
Rabu, 26 Juli 2023 22:00 Wib
Pemkab OKU Timur operasikan lagi pasar hewan di Semendawai Suku III
Kamis, 20 Juli 2023 16:30 Wib