Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom PT Bank Syariah Indonesia Tbk Banjaran Surya Indrastomo optimistis pada 2021 kinerja industri perbankan syariah masih lebih baik dibandingkan perbankan konvensional.
"Ke depan, bank syariah akan performing pada tahun ini dibandingkan bank konvensional karena tiga hal," ujar Banjaran saat diskusi dengan awak media secara virtual di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, secara umum, perbankan syariah memang relatif lebih resisten terhadap adanya guncangan di masyarakat, seperti sepanjang tahun lalu saat pandemi melanda dan membuat ekonomi seluruh dunia termasuk Indonesia terkontraksi.
"Dari sisi pembiayaan, memang karena pendekatannya lebih asset based, jadi mau tidak mau kita berbicara mengenai bagaimana kedekatannya itu dengan real economy itu ada. Jadi, memang dalam pertumbuhannya itu sendiri, BSI tertolong dikarenakan pembiayaan yang berbasis aset tersebut," katanya.
Selain itu, lanjut Banjaran, yang juga patut dipahami adalah bank syariah sekarang mendapatkan kepercayaan lebih dari masyarakat dari sisi dana pihak ketiga (DPK) sehingga dapat melakukan efisiensi dengan lebih mudah ketika harus melakukan penyesuaian akibat pandemi.
Kemudian, selama masa pandemi, emiten berkode saham BRIS itu mendapatkan peningkatan pendapatan jasa atau fee based income dari transaksi digital dan bisnis emas baik tabungan maupun gadai.
Baca juga: Bank Syariah Indonesia raih daftar bank terbaik dunia versi Forbes
"Jadi kombinasi ketiganya antara kualitas pembiayaan berdasarkan dari kontrak-kontrak yang di-apply, efisiensi karena DPK relatif lebih murah, serta adanya peningkatan fee based income kalau di awal dulu sebelum COVID itu dulu haji dan umrah, sekarang penambahan dari digital dan emas baik gadai maupun cicilan tabungan emas itu memberikan kontribusi," kata Banjaran.
Sepanjang 2020, pembiayaan perbankan syariah tumbuh 8,08 persen, sedangkan kredit yang disalurkan industri perbankan konvensional pada periode yang sama minus 2,4 persen.
Ia menambahkan dengan strategi yang sudah dicanangkan oleh perseroan untuk menggarap potensi pasar perbankan syariah yang masih besar serta antusiasme masyarakat terhadap keberadaan BSI, akan berkontribusi positif terhadap kinerja BSI ke depan.
"Kita melihat exponential growth sudah mulai terjadi, misalnya dari pertumbuhan pembukaan rekening di BSI maupun peningkatan digital transaction," ujar Banjaran.
Sementara itu, BSI juga ingin bisa menjembatani pembiayaan infrastruktur melalui channeling ataupun penjualan sukuk Indonesia di Timur Tengah, selain dari pembiayaan yang dilakukan perseroan secara langsung .
"Kami juga ingin menjadi fasilitator dari aksi korporasi maupun aksi pemerintah melalui sukuk yang dapat diperdagangkan di Timur Tengah di mana di situ nanti tidak hanya dari Uni Emirat Arab, tapi juga dari Saudi, Qatar, Bahrain, dan dari negara lain yang punya akses liquidity. Jadi, memang BSI berusaha jadi jembatan dana untuk juga bisa disalurkan untuk pembiayaan infrastruktur ke depannya," kata Banjaran.
Berita Terkait
BI dan perbankan bukakuota penukaran rupiah 5.000 orang per hari
Kamis, 28 Maret 2024 11:03 Wib
BRI masuk daftar 500 merekpaling bernilai dan terkuat di dunia
Senin, 25 Maret 2024 11:27 Wib
Mantan Dirut BRI Suprajarto akan dimakamkan di Imogiri Yogyakarta
Selasa, 19 Desember 2023 23:41 Wib
BI dan perbankan Sumsel bantu 12 ribu bibit cabai
Selasa, 28 November 2023 6:08 Wib
Pengamat sebut penghapusan kredit macet UMKM demi dorong ekonomi
Selasa, 25 Juli 2023 8:32 Wib
BPR Baturaja hadirkan 11 inovasi bisnis perbankan
Selasa, 27 Juni 2023 13:30 Wib
DJP Sumsel gandeng NU ajarkan ilmu perpajakan pada santri
Sabtu, 17 Juni 2023 20:14 Wib
Bank BRI bayarkan dividen tunai Rp34,89 triliun kepada pemegang saham
Rabu, 12 April 2023 9:32 Wib