Sumsel utamakan deteksi dini atasi kebakaran hutan dan lahan

id kebakaran hutan dan lahan,karhutla sumsel ,pemprov sumsel,kebakaran hutan,kebakaran lahan,satgas karhutla

Sumsel utamakan deteksi dini  atasi kebakaran hutan dan lahan

Anggota Polri memerhatikan layar yang menampilkan peta wilayah Provinsi Sumatera Selatan di posko pemantauan kebakaran hutan dan lahan milik Polda Sumatera Selatan, Palembang, Selasa (10/3/2020). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/20)

Upaya tersebut dapat dilakukan lantaran saat ini sudah ada aplikasi Sistem Operasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Terpadu (Songket) yang memiliki fitur lebih baik
Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengutamakan deteksi dini untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2021 dengan aplikasi, kata pejabat berwenang.

"Upaya tersebut dapat dilakukan lantaran saat ini sudah ada aplikasi Sistem Operasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Terpadu (Songket) yang memiliki fitur lebih baik dibandingkan aplikasi sebelumnya," kata Gubernur Sumsel Herman Deru di Palembang, Sabtu,.

Ia mengatakan aplikasi ini merupakan pertama yang dapat mengintegrasikan sejumlah informasi penting terkait lokasi titik api dengan sumber daya terdekat, seperti posko dan sumber air.

Selain itu, aplikasi Songket ini sudah integrasikan dengan kamera pengintai (asap digital) yang bisa mengamati titik api hingga 4 Kilometer dengan tingkat keakuratan mencapai 95 persen.

Baca juga: Kabupaten OKI buat skema kluster cegah kebakaran hutan dan lahan
Baca juga: PT BAP optimalkan SDM dan sarana prasarana antisipasi karhutla


Aplikasi yang digagas oleh Pemprov Sumsel, Polda Sumsel, WRI Indonesia dan Forum DAS Sumsel ini, kata dia,  mulai digunakan di tahun 2021 sehingga upaya deteksi dini semakin maksimal.

“Karhutla itu jangan sampai membesar, jika api sulit dipadamkan. Cara paling efektif yakni deteksi dini, ada titik api langsung dipadamkan,” katanya.

Melalui aplikasi ini masyarakat juga dapat berperan dalam penangan karhutla dengan memberikan informasi ke pusat komando Satgas Karhutla. Pada 2020 terjadi penurunan hotspot dibanding tahun sebelumnya di Sumsel.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan mencatat hanya terdapat 4.536 titik api sepanjang tahun 2020, sementara pada tahun 2019 sebanyak 17.361 titik api. Sementara itu, total luas kebakaran pada tahun 2020 yakni 946,33 hektare (ha).

Baca juga: Kolaborasi multipihak di Sumsel jadi cara jitu tangani karhutla
Baca juga: Sumsel siapkan dua helikopter pembom air tangani kebakaran hutan dan lahan

Untuk memaksimalkan upaya pencegahan karhutla pada 2021 ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Maret 2021 atau lebih awal dibandingkan tahun lalu untuk lebih memaksimalkan mitigasi.

Status siaga darurat karhutla biasanya mulai berlaku pada bulan April, namun tahun 2021 dilakukan lebih cepat lantaran BMKG memperkirakan musim kemarau sudah terjadi di wilayah Sumsel sejak awal Maret.

Selain itu, Pemprov Sumsel juga memberikan bantuan keuangan untuk pencegahan karhutla di kabupaten dan kota di Sumsel, demikian Herman Deru.