Sejumlah Mahasiswa Palembang kembangkan usaha ikan asap

id salai, mahasiswa kembangkan usaha ikan salai, ikan salai diminati saat ramadhan, bulan ramadhan kembangkan usaha ikan as

Sejumlah Mahasiswa Palembang  kembangkan usaha ikan asap

Ikan salah satu bahan baku salai (ANTARA/Yudi Abdullah/21)

Palembang (ANTARA) - Sejumlah mahasiswa di Kota Palembang, Sumatera Selatan, memanfaatkan momentum Ramadhan di tengah pandemi COVID-19 yang membatasi berbagai aktivitas perkuliahan untuk mengembangkan usaha ikan asap atau yang dikenal masyarakat setempat dengan sebutan ikan salai.

"Selama bulan puasa Ramadhan biasanya pemintaan masyarakat akan ikan salai meningkat, kondisi ini mendorong kami mengembangkan usaha tersebut," kata Sahara  salah seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta di Plaju, Palembang, Minggu.

Menurut dia, melihat prospek usaha pengolahan ikan menjadi salai yang cukup bagus, dirinya bersama sejumlah teman-temannya memanfaatkan momentum bulan Ramadhan ini untuk memulai kegiatan usaha tersebut.

Baca juga: Permintaan ikan salai Palembang akhir tahun meningkat

Ikan asap  itu mendapat sambutan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya kawasan Plaju serta kawasan lainnya dalam dan luar Kota Palembang karena dijual melalui media sosial atau secara daring.

Melihat sambutan yang baik dari masyarakat, dia bersama teman-temannya berupaya mengembangkan usaha ikan asap dengan mencoba meningkatkan jumlah produksi dan memperluas pasar, ujarnya.

Dia menjelaskan ikan asap sekarang ini tidak hanya digemari oleh masyarakat di dalam Kota Palembang dan daerah Sumsel lainnya, tetapi juga digemari masyarakat dari luar provinsi setempat.

Ikan yang dijadikan bahan baku untuk diproses menjadi ikan salai dan sangat diminati masyarakat yakni ikan gabus, patin, dan ikan lais.

Ikan yang telah diproses menjadi ikan salai itu dijual dengan harga berkisar Rp70.000 hingga Rp250.000 per kilogram.

Melihat kondisi tersebut, usaha yang pada awalnya hanya coba-coba mengisi waktu luang, setelah bulan Ramadhan ini akan dikelola lebih serius.

"Setelah merasakan hasil penjualan ikan asap cukup besar dan dapat membantu biaya kuliah, usaha ini memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan menjadi sumber penghidupan atau mata pencaharian utama setelah menyelesaikan perkuliahan dan dapat menampung teman-teman yang belum mendapat kesempatan bekerja di kantoran," ujarnya.