Pasien COVID-19 di Bangka Barat meninggal dunia bertambah menjadi 17 orang

id cegah covid,ingat pesan ibu,vaksin untuk kita,pakai masker

Pasien COVID-19 di Bangka Barat meninggal dunia bertambah menjadi 17 orang

Juru Bicara Satgas COVID-19 Kabupaten Bangka Barat M. Putra Kusuma. (ANTARA/ Donatus Dasapurna)

Mentok, Babel (ANTARA) - Pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang meninggal dunia bertambah dua sehingga total menjadi 17 orang.

"Dua pasien meninggal dunia tersebut memiliki penyakit penyerta dan selama ini sudah dilakukan perawatan di RSUD Sejiran Setason," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bangka Barat M. Putra Kusuma di Mentok, Rabu.

Putra menjelaskan, dua pasien meninggal dunia tersebut, masing-masing berinisial KM (54), warga Desa Airbelo dan SI (64), warga Kelurahan Sungaibaru, Mentok.

Untuk KM diketahui menderita penyakit penyerta dan berdasarkan pemeriksaan rapid test antigen yang dilaksanakan pada 27 April 2021 menunjukkan hasil positif, begitu juga dengan SI, hasil pemeriksaan rapid test antigen dilakukan pada 22 April 2021 dengan hasil positif.

"Tadi mereka meninggal dunia dan sudah dimakamkan dengan menggunakan tata cara pemakaman jenazah COVID-19," katanya.

Dengan adanya tambahan dua kasus baru pasien yang meninggal dunia, selama pandemi COVID-19 berlangsung di Kabupaten Bangka Barat ditemukan sebanyak 17 meninggal, yaitu di Kecamatan Mentok enam orang, Jebus empat orang, Kelapa empat orang dan Tempilang tiga orang.

Putra mengatakan, 17 pasien positif COVID-19 yang meninggal dunia merupakan warga dari kelompok lanjut usia dan seluruhnya memiliki penyakit penyerta.

"Dari temuan di lapangan dan berbagai referensi yang kami dapatkan, kelompok ini memang memiliki risiko tinggi dan perlu mendapatkan perhatian lebih agar bisa dilindungi," katanya.

Sebagai tindak lanjut dari kejadian tersebut, satgas telah mengajukan permintaan ke dinas kesehatan untuk mendahulukan penyuntikan vaksin kepada kelompok lanjut usia.

"Kami sudah berkomunikasi dan berkoordinasi agar sementara waktu menghentikan kegiatan vaksin yang saat ini sedang berjalan dan memindahkan sasaran program kepada kelompok lanjut usia berisiko tinggi," katanya.