Kasus aktif COVID-19 di Sumsel menurun selama PPKM tahap I

id Ppkm sumsel,kasus aktif sumsel,kasus sembuh sumsel,ppkm palembang,ppkm prabumulih, pokm oku,ppkm banyuasin,COVID-19 sums,berita sumsel, berita palemba

Kasus aktif COVID-19 di Sumsel menurun  selama PPKM tahap I

Anggota Tim ahli COVID-19 Sumsel bidang epidemiologi Dr. Iche Andriany Liberty (ANTARA/Aziz Munajar/20)

Palembang (ANTARA) - Kasus konfirmasi COVID-19 aktif di Sumatera Selatan mengalami penurunan menjadi 6 persen dari sebelumnya 7,97 persen selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro tahap I 6-19 April 2021.

Anggota Tim ahli COVID-19 Sumsel bidang epidemiologi Dr. Iche Andriany Liberty, Rabu, mengatakan turunnya kasus aktif didorong peningkatan angka kesembuhan dari 87,28 persen pada 4 April menjadi 89,19 pada 19 April.

"Tapi positivity rate dan angka kematian mengalami peningkatan," ujarnya.

Menurut dia, tingkat kematian per 19 April tercatat naik menjadi 4,80 persen dari sebelumnya 4,75 persen, sedangkan positivity rate naik menjadi 29,49 persen dari sebelumnya 28,51 persen.

Meningkatnya postivity rate dinilai mengkhawatirkan karena mengindikasikan tingkat testing di Sumsel masih rendah dari target WHO.

Ia menjelaskan kasus positif sempat naik pada akhir Maret hingga awal pekan pertama April kemudian menurun pada 10 April, namun per 17 April kembali menunjukkan peningkatan.

Dr. Iche mengingatkan 17 kabupaten/kota agar tingkat pelacakan dan pengujian terus dijaga, karena jika keduanya tidak optimal dan kasus isolasi mandiri juga tidak terawasi dengan ketat maka kasus akan lambat terdeteksi.

"Khawatir juga kasus-kasus baru begitu dirawat di rumah sakit sudah dalam kondisi berat, terlebih lagi pada kelompok risiko tinggi," kata dia menambahkan.

PPKM di Sumsel baru diterapkan di tujuh dari 17 wilayah yakni Kota Palembang, Prabumulih, Lubuklinggau, Kabupaten Banyuasin, OKU, Musi Rawas dan Muratara serta diperpanjang ke tahap II hingga 3 Mei 2021.

Menurutnya, jangkauan wilayah PPMK perlu diperluas jika memang kasus COVID-19 di Sumsel ingin perbaikan secara menyeluruh, sebab kebijakan mudik lokal yang dilonggarkan Pemprov Sumsel berpotensi menambah kasus di wilayah non PPKM.

"Tapi memang kembali ke kepala daerah masing-masing untuk menyesuaikannya dengan kondisi wilayah tersebut," ujar Dr. Iche.