Korban serangan buaya di Banyuasin ditemukan dalam keadaan meninggal dunia

id serangan buaya,korban digigit buaya,Kepala SKW I BKSDA Sumsel,Umar Bahiri,saluran irigasi PT KAM,Desa Sako Makmur,berita sumsel, berita palembang, ant

Korban serangan buaya di Banyuasin ditemukan dalam keadaan meninggal dunia

Ratusan warga mencari korban Umar yang diterkam buaya di irigasi PT KAM Banyuasin, Selasa (20/4) (ANTARA/HO/21)

Rekannya berupaya menolong dengan membacok badan buaya namun justru buaya tersebut semakin menariknya ke dalam irigasi
Banyuasin (ANTARA) - Korban serangan buaya di saluran irigasi PT KAM Desa Sako Makmur Trans Kabupaten Banyuasin Umar Bahiri (50) ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Selasa pukul 03.00 WIB.

"Infomasi dari kecamatan korban sudah ditemukan," kata Kepala BPBD Banyuasin Alpian saat dikonfirmasi dari Palembang, Selasa.

Baca juga: Seorang warga Banyuasin hilang diduga diserang buaya

Korban berhasil dibawa ke pinggir irigasi setelah proses pencarian tim gabungan dan masyarakat dibantu alat berat perusahaan tersebut, selanjutnya korban langsung di bawa ke Desa Santan Sari Kecamatan Sembawa Banyuasin.

Korban Umar sebelumnya diserang seekor buaya saat mencari rumput untuk pakan sapi di area irigasi PT KAM Desa Sako Makmur Trans Blok tiga pada Senin  (19/4) pagi bersama dua orang rekannya.

Baca juga: Seorang bocah diselamatkan saat kakinya sudah diterkam buaya

Sekitar pukul 09.00 WIB rekanya mendengar korban meminta tolong karena tangan korban sudah digigit seekor buaya yang berupaya menariknya ke dalam saluran irigasi.

Rekannya berupaya menolong dengan membacok badan buaya namun justru buaya tersebut semakin menariknya ke dalam irigasi, proses pencarian agak terhambat karena sepanjang permukaan irigasi ditutupi rumput.

Umar Bahiri menjadi korban serangan buaya keempat di lokasi yang sama setelah tiga korban lainnya juga diserang dalam beberapa tahun terakhir, di sekitar irigasi sendiri sudah terpasang papan peringatan keberadaan buaya.

Kepala SKW I BKSDA Sumsel Yusmono yang membawahi wilayah Banyuasin mengatakan papan peringatan dipasang karena area irigasi tersebut masih terhubung langsung dengan Sungai Rengit yang menjadi habitat buaya.

Baca juga: BKSDA: Membuang sampah di sungai pemicu buaya sasar permukiman

"Saat air sungai pasang maka buaya masuk ke irigasi, lalu ketika surut buayanya terjebak di irigasi, dan ketika pasang lagi buayanya mungkin tidak keluar ke sungai atau tetao di dalam irigasi," kata dia.

Yusmono menyebut timnya akan turun ke lokasi kejadian untuk mengobservasi konflik satwa dan manusia tersebut.

Menurutnya perlu dicarikan langkah agar kejadian serupa tidak terulang karena belum ada opsi untuk  memindahkan buaya.

"Sejauh ini belum ada opsi itu (memindahkan buaya)," tegasnya.

Ia mengimbau masyarakat setempat agar berhati-hati saat beraktifitas di sekitar saluran irigas tersebut dengan  memperhatikan papan peringatan, terutama bagi warga luar wilayah yang melintas atau beraktifitas di situ.