Sumsel fokus tingkatkan produksi sawah

id padi,petani,petani padi,gabah,harga gabah,gabah kering giling,petani sumsel,gubernur sumsel,sumsel,provinsi sumsel,subsi

Sumsel fokus tingkatkan produksi sawah

Gubernur Sumsel Herman Deru. (ANTARA/Dolly Rosana/21)

Palembang (ANTARA) - Provinsi Sumatera Selatan fokus meningkatkan produktivitas lahan persawahan karena saat ini petani setempat hanya memproduksi rata-rata 5,9 ton Gabah Kering Giling per Hektare.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru di Palembang, Senin, mengatakan, beragam program pemerintah saat ini mendorong agar produktivitas lahan sawah ini meningkat karena di Jawa sudah mencapai 9 ton GKG per Hektare.

“Ini yang masih menjadi persoalan, produktivitas masih sangat rendah. Padahal pupuk yang digunakan sama antara petani di Sumsel dan di Jawa,” kata Herman Deru.

Ia mengakui bahwa tata kelola pertanian di Sumsel tak sebaik di Jawa sehingga tingkat losses (rugi-rugi) hasil produksi masih tinggi yakni 11 persen.

Jika saja tata kelola pertanian ini semakin baik, Herman Deru optimis produktivitas lahan akan meningkat, setidaknya menyamai provinsi tetangga yakni Lampung yang sudah mencapai 7 ton GKG per Hektare.

“Peningkatan produktivitas ini juga menjadi solusi untuk menutupi selisih biaya produksi yang tinggi di petani Sumsel,” kata gubernur.

Sejauh ini, petani Sumsel mengeluarkan biaya yang cukup tinggi untuk produksi sementara pendapatan per Hektare dari penjualan beras hanya sekitar Rp30 juta.

Jika dikurangi biaya untuk sewa alat mesin pertanian, pembelian benih dan pupuk, hingga kegiatan pasca panen maka petani rata-rata memperoleh sekitar Rp20 juta-an. Sehingga jika dibagikan untuk satu musim tanam yakni 100 hari maka hanya mendapatkan sekitar Rp150.000 per Hari.

“Sama seperti gaji tukang, padahal mereka punya aset lahan. Itulah saya menyarankan agar subsidi dialihkan ke harga gabah saja,” ujar dia.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan THP Sumsel, R. Bambang Pramono, mengatakan produktivitas padi sangat ditentukan oleh metode penanaman petani di lapangan.

“Apabila sarana sudah baik, alsintan (alat dan mesin pertanian) sudah ada, tinggal bagaimana petani melakukan pertanaman yang baik,” kata dia.

Menurut dia, petani harus betul-betul menerapkan pemberian pupuk secara tepat, dosis, perlindungan serangan hama, hingga penanganan panen.

Ia memaparkan sebetulnya ada beberapa daerah, yang menjadi sentra pertanian di Sumsel, yang mampu mencapai produktivitas hingga 9 ton GKG sampai 10 ton GKG per Hektare.

“Kalau kita tekan losses jadi 5 persen saja maka ada potensi penambahan produksi sebanyak 40.000 ton GKG,” katanya.