Penerima vaksin COVID-19 bertambah menjadi 10.477.506 orang

id vaksin covid-19,vaksinasi covid-19,satgas penanganan covid-19,vaksin covid,vaksin corona,vaksinasi

Penerima vaksin COVID-19 bertambah menjadi 10.477.506 orang

Kepala Polsek Metro Kebayoran Lama Komisaris Polisi Donni Bagus Wibisono (kanan) meninjau vaksinasi bagi petugas jasa pemakaman TPU Tanah Kusir di Jakarta, Sabtu (10/4/2021). (ANTARA/Polsek Kebayoran Lama)

Jakarta (ANTARA) - Jumlah penerima vaksin COVID-19 di Indonesia bertambah 103.543 orang sehingga total mencapai 10.477.506 orang yang diberi vaksin COVID-19 hingga 14 April 2021, dengan pemberian suntikan dosis pertama.

Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 yang diterima di Jakarta, Rabu, dari 10.477.506 orang tersebut, sebanyak 5.568.857 orang sudah diberikan vaksin COVID-19 dosis kedua, atau bertambah 136.860 orang.

Saat ini, pemerintah menargetkan sasaran vaksinasi COVID-19 sebanyak 40.349.049 orang.



Masyarakat yang telah menerima vaksin COVID-19 termasuk di antaranya tenaga kesehatan, pejabat negara, petugas layanan publik, para lanjut usia (lansia), pegawai pemerintah, guru/dosen, pedagang pasar, wartawan dan tokoh agama.

Meski telah disuntik vaksin COVID-19 vaksinasi, masyarakat tetap harus disiplin melaksanakan protokol kesehatan untuk mencegah penularan dan penyebaran COVID-19.

Protokol kesehatan tersebut mencakup antara lain memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.



Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan pemerintah tetap memprioritaskan vaksin untuk lansia, meski saat ini ada pembatasan suplai vaksin COVID-19.

"Terkait dengan keterbatasan dari suplai vaksin, prioritas mesti kami perjelas. Kami membagi proritas berdasarkan risiko terpapar dan data yang ada di kami menunjukkan dari 1,5 juta yang sudah terpapar (pasien) yang lansia atau yang berusia di atas 60 tahun hanya 10 persen, tapi dari 100 persen yang wafat, lansia itu 50 persen," kata Budi Gunadi di Kantor Presiden Jakarta, Senin (5/4).

Menurut Budi Gunadi, masyarakat berusia lanjut memiliki risiko tinggi bila terpapar COVID-19.