Palembang (ANTARA) - Aktivis Walhi Sumatera Selatan mendukung pemanfaatan lahan gambut berbasis masyarakat dengan kearipan lokal di kawasan budidaya Lebak Rawang, Kaupaten Ogan Komering Ilir untuk meningkatkan produksi bahan pangan dan menunjang perekonomian masyarakat di sekitar kawasan tersebut.
"Gambut Indonesia terutama di provinsi ini sangat potensial dimanfaatkan untuk penyediaan bahan pangan karena lahannya cukup luas," kata Direktur Eksekutif Walhi Sumsel, M.Hairul Sobri di Palembang, Rabu.
Dia menjelaskan, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2014 yang kemudian dirubah menjadi Peraturan Pemerintah No.57 Tahun 2016, menyebutkan kawasan hidrologis gambut dibagi menjadi dua klasifikasi yakni kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Pembagian dua wilayah kawasan hidrologis gambut berdasarkan indikator fisik berupa ketebalan lapisan gambut.
Wilayah dengan kedalaman lapisan gambut mencapai tiga meter ke atas dikelompokkan menjadi wilayah lindung sedangkan kawasan yang mempunyai lapisan gambut kurang dari tiga meter dikelompokkan sebagai kawasan budidaya.
Khusus di wilayah Sumsel, lahan gambut kawasan budidaya yang sudah diidentifikasi Walhi bersama masyarakat yakni di Lebak Rawang Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mencapai ratusan hektare, sehingga objek tersebut bisa dikelola oleh masyarakat.
Lahan gambut tersebut sebagian telah puluhan tahun dimanfaatkan masyarakat di tiga desa yakni Desa Jerambah Rengas, Lebung Itam, dan Desa Tulung Seluang untuk bertani guna mendukung kehidupan mereka.
Pemanfaatan lahan gambut kawasan budidaya tersebut untuk pengembangan varietas tanaman lokal seperti kayu gelam, kayu prepat, palawija (hortikultura), dan padi.
Kemudian untuk sumber mata pencarian lainnya karena di kawasan gambut budidaya itu masih banyak habitat biota lainnya yang sangat menunjang perekonomian masyarakat.
Walhi Sumsel meyakini dengan ketakutan peningkatan populasi solusi pengelolaan lingkungan hidup yang adil akan lebih dari cukup mebuat masyarakat sejahera dengan kelestarian dan keseimbagan ekologinya, bukan dengan konsep monokultur yang berlandaskan modal, ujar Sobri.
Berita Terkait
Walhi Sumsel data ribuan hektare karhutla di lahan konsesi
Sabtu, 14 Oktober 2023 16:20 Wib
Walhi Sumsel kawal penegakan hukum terhadap korporasi penyebab karhutla
Jumat, 13 Oktober 2023 19:45 Wib
Walhi: Krisis iklim semakin nyata picu suhu panas di kota-kota besar
Jumat, 4 Agustus 2023 15:34 Wib
Walhi meminta Pemkot Palembang tertibkan media promosi pada pohon
Senin, 17 Juli 2023 21:40 Wib
WALHI ingatkan daur ulang saja tak cukup atasi masalah sampah plastik
Selasa, 4 Juli 2023 15:02 Wib
Walhi pastikan kondisi Sungai Batanghari semakin tercemar
Senin, 9 Januari 2023 12:10 Wib
Walhi Jambi catat telah terjadi darurat DAS Batang Hari
Sabtu, 31 Desember 2022 14:57 Wib
Wahli Sumsel: Wali Kota Palembang tak patuhi keputusan gugatan banjir
Kamis, 6 Oktober 2022 19:44 Wib