Everlook gambarkan dualisme realitas lewat album perdana debut "Story"

id everlook,indie,musik indonesia

Everlook gambarkan dualisme realitas lewat album perdana debut "Story"

Grup band indie Everlook. (ANTARA/HO)

Jakarta (ANTARA) - Band independen (indie) asal Jakarta Everlook merilis album perdana mereka bertajuk "Story", yang menggambarkan dualisme dari realitas.

Dikutip dari keterangannya, Sabtu, album dengan 12 lagu bernuansa folk-rock ini berusaha menampilkan dua sisi realita kehidupan manusia, sisi baik yang menggambarkan kehidupan penuh warna, kebahagiaan, dan sukacita, sementara bagian lainnya menggambarkan kehidupan gelap yang dipenuhi rasa hampa dan putus asa.

"Penggambaran dua sisi kehidupan yang kontradiktif dari album pertama kami ('Story)' bertujuan untuk mempersembahkan beragam kisah dari berbagai situasi senang dan sulit terutama di masa pandemi seperti ini," kata sang vokalis Erka.

Gitaris dari grup band yang terbentuk pada November 2019, Danau Antariksa menambahkan bahwa situasi pandemi memang terasa berat karena mengharuskan diri untuk menjaga jarak dengan orang tersayang, dengan berbagai pembatasan yang ada.

"Kita lebih sering terhubung dengan dunia maya.. Jadi saya berharap 'Story' ini dapat menemani dan mewakili berbagai macam emosi yang kita rasakan setiap hari baik yang positif maupun negatif sebagai bagian dari perasaan manusia," kata Danau.

Bagian pertama dari “Story” menceritakan keindahan percintaan, ekspresi tulus, dan energi positif kehidupan. Album dibuka dengan Intro dan "Running Out of Time". Diikuti lagu berikutnya berlirik “nyentrik” pada "Hold On", "My Love", dan "Ekepupu".

Pada bagian kedua album, menggambarkan perspektif yang lebih realistis dan pragmatis dari berbagai emosi melalui "Prayer of a Lover". Dilanjutkan dengan lagu yang terinspirasi dari kehidupan keluarga Erka, "Come Again/Castaway".

Bagian kedua album membawa pendengar berorientasi dalam suasana yang berbeda dengan menyisipkan Interlude sebagai “jeda”. Pada bagian akhir album, Everlook berpesan kepada pendengarnya untuk menerima setiap perasaan yang hadir, menafsirkannya kembali, dan perlahan menyadari emosi atau perasaan manusia yang rumit.

Musisi Indie pendatang baru yang berhasil memikat penikmat musik ini memproduksi albumnya melalui kolaborasi bersama D27 Studio dan WestEnd Jakarta Records. Album “Story” milik Everlook kini sudah tersedia di berbagai layanan musik digital.