Sumatera Selatan alami inflasi 0,15 persen Maret 2021

id BPS,badan pusat statistik,inflasi,inflasi sumsel,deflasi,ekonomi sumsel,sumsel,sumatera selatan,provinsi sumsel

Sumatera Selatan alami inflasi 0,15 persen Maret 2021

Sejumlah pekerja kuli angkut merapikan bawang merah di pasar tradisional 16 Ilir, Palembang. Sumsel, Rabu (6/5/15). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/15)

Palembang (ANTARA) - Provinsi Sumatera Selatan mengalami inflasi sebesar 0,15 persen pada Maret 2021 karena kenaikan harga bawang merah, daging ayam hingga sewa rumah.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Endang Tri Wahyuningsih di Palembang, Sabtu, mengatakan hampir semua kelompok komoditas di Kota Palembang mengalami inflasi. Sementara di Kota Lubuk Linggau tercatat mengalami deflasi.

“Inflasi Sumsel pada Maret 2021 ini cukup tinggi lantaran adanya kenaikan harga rata-rata pada beberapa komoditas yang kami pantau,” kata dia.

Endang mengatakan selain harga bawang merah yang sebesar 16,19 persen, kenaikan juga terjadi pada komoditas makanan lainnya, seperti daging ayam ras dan telur ayam ras.

Inflasi Maret juga dipicu terjadinya kenaikan harga rata-rata untuk obat dengan resep dokter. Komoditas tersebut masuk dalam kelompok kesehatan.

Namun ada juga yang harganya turun, seperti cabai merah alhamdulillah sudah turun sekitar 8 persen.

Kondisi inflasi pada Maret membuat inflasi tahun kalender (kumulatif) sampai bulan Maret 2021 sebesar 0,49 persen.  Sementara inflasi tahunan (year on year) sebesar 1,12 persen.

Sementara itu secara nasional, Palembang termasuk dari 58 kota indeks harga konsumsen (IHK) yang mengalami inflasi dari total 90 kota IHK pada Maret 2021.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Jayapura, sebesar 1,07 persen, terendah di Kota Tangerang dan Banjarmasin masing-masing sebesar 0,01 persen.

Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kota Bau-Bau sebesar 0,99 persen, terendah di Kota Palopo sebesar 0,01 persen.