Muba-Jambi perkuat sinergi cegah karhutla di perbatasan

id karhutla,kebakaran hutan,kebakaran hutan dan lahan,karhutla sumsel,kabupaten muba,musi banyuasin

Muba-Jambi perkuat sinergi  cegah karhutla di perbatasan

Asap membumbung tinggi dari lahan yang terbakar di Muara Medak, Bayung Lincir, Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, Rabu (14/8/2019). (ANTARA FOTO/Nathan/19)

Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, memperkuat sinergi dengan Provinsi Jambi untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) karena di wilayah perbatasan kedua daerah tersebut terbilang rawan terbakar.

Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex di Sekayu, Senin, mengatakan saat ini Pemkab Muba melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) aktif memonitor sejumlah wilayah yang rawan karhutla.

“Soal potensi karhutla dan pencegahannya terus kami lakukan, termasuk memaksimalkan sinergi dengan daerah perbatasan di Muaro Jambi,” kata Dodi.

Walau, hingga Maret 2021 Muba masih berstatus zero hotspot tapi bukan berarti mengendurkan kewaspadaan. Apalagi pada Februari 2021, sempat terpantau dua titik hotspot di Kecamatan Keluang dan Kecamatan Bayung Lencir.

Kewaspadaan ini sangat penting karena berkaca pada kejadian pada 2019, yang mana karhutla di Desa Muara Medak, Kabupaten Bayung Lincir menghanguskan 3.000 hektare lahan dan ratusan warga terpaksa mengungsi.

“Ancaman karhutla ini tetap ada, sedapat mungkin harus kami tekan dengan lebih mengedepankan mitigasi. Sarana dan prasana penanganan karhutla juga harus disiapkan dari sekarang, sebelum kemarau (pada pertengahan Mei),” kata dia.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 1 Maret 2021 atau lebih awal dibandingkan tahun lalu untuk lebih memaksimalkan mitigasi.

Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan status siaga darurat karhutla biasanya mulai berlaku pada bulan April, namun tahun 2021 dilakukan lebih cepat lantaran BMKG memperkirakan musim kemarau sudah terjadi di wilayah Sumsel sejak awal Maret.

“Ini upaya antisipasi sebelum adanya hot spot,” kata dia.

Penetapan siaga tersebut sesuai arahan Menteri Dalam Negeri untuk menetapkan sebelum terjadi karhutla. “Penetapan yang lebih awal itu memudahkan petugas untuk berkoordinasi serta melakukan sosialisasi program antar dinas terkait untuk penanggulangan karhutla,” katanya.

Menurutnya, status siaga darurat akan ditindaklanjuti dan setelahnya baru akan disusul dengan pembangunan posko karhutla.

“Nanti teknis dijabarkan di SK Posko Karhutla. Helikopter pun menunggu SK siaga darurat. Dengan adanya siaga armada bisa datangkan. Kalau ada SK bisa tapi tidak bisa serta merta, ada verifikasi data lagi,” ujar dia.