Jakarta (ANTARA) - Potensi dongeng sebagai salah satu produk konten kreatif di Indonesia masih terbuka lebar baik untuk diarahkan pada segmen konten untuk anak, film keluarga, hingga film kesejarahan.
Direktur Utama Perum PFN, Judith J. Dipodiputro, Kamis, mengatakan minat anak terhadap cerita dongeng cukup tinggi, sayangnya saat ini anak-anak kecil banyak menghafal cerita dan dongeng produksi luar negeri.
“Padahal konten dongeng dalam negeri sangat kaya dengan ajaran nilai-nilai luhur Nusantara yang sangat baik dan bermutu, jadi ini potensi yang besar. Kami ke depan akan fokus juga ke konten anak, film keluarga, dan kesejarahan,” kata Judith.
Untuk itu, pihaknya melakukan sejumlah upaya di antaranya menyelenggarakan acara Content Every Think (CET) dalam rangkaian PFN Creative Academy (PCA), di Jakarta pada 10 Februari 2021, dan menginisiasi “1000 Ibunda Bersama Perum Produksi Film Negara Membaca Dongeng untuk Anak Indonesia”.
Ia menjelaskan, pada program dalam rangka Hari Bahasa Ibu ini, para ibu dipersilakan untuk membaca cerita rakyat atau cerita tradisional Indonesia. Cerita itu bisa dituturkan dalam Bahasa Indonesia atau juga dalam bahasa daerah masing-masing.
Cara membuatnya cukup sederhana, yakni dengan merekam melalui handphone atau perangkat lain yang menunjang kualitas suara dan gambar. Bila cerita dongeng berasal dari buku, harus disebutkan judul buku, nama penulis, ilustrator dan penerbit, serta yang membacakannya.
Ibunda seluruh Indonesia yang tertarik, bisa mengirimkan 2-3 cerita dongeng dengan durasi maksimal enam menit dan dikirim ke alamat email peranperempuan@pfn.co.id, dan menyertakan biodata pembaca sepanjang tidak lebih dari 300 kata dengan foto profil.
Gerakan itu diharapkan mendorong konten kreatif dongeng semakin populer dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.
Psikolog Klinis, Monica Sulistiawati, mengatakan mendongeng adalah cara yang menyenangkan, sederhana, dan istimewa dalam mendidik anak yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Monica menjelaskan, pada saat mendongeng, aspek emosi, sentuhan, suara anak akan ikut terlibat.
“Anak akan terangsang indera-inderanya. Anak sejak dalam kandungan butuh stimulasi optimal dan beragam dengan lingkungan. Masa anak-anak penuh imajinasi dan itu terangsang dengan mendongeng,” kata Monica.
Ia menegaskan bahwa dongeng adalah investasi bagi anak dimana sumber daya manusia (SDM) Indonesia akan jauh lebih maju ke depan, jika diinvestasi dengan baik sejak dini.
Salah satu cara investasi SDM adalah dengan membiasakan anak mendengarkan dongeng sejak kecil. Dengan kebiasaan mendongeng, anak akan menjadi lebih kompetitif, kompeten, bisa diandalkan, dan memiliki etos kerja yang baik di waktu mendatang.
Jika dongeng yang dibiasakan adalah konten dalam negeri, ia yakin anak tersebut akan sangat mencintai Indonesia di waktu yang akan datang.
Monica menyarankan para ibu untuk mengalokasikan setidaknya 10 menit setiap hari dengan anak lewat dongeng mulai dengan cerita sederhana yang spontan dan mendidik, atau dengan baca buku-buku sederhana yang sesuai dengan usia anak.
Berita Terkait
Kemenkumham Sumsel wujudkan lapas produktif melalui bimtekkegiatan kerja dan produksi
Selasa, 5 Maret 2024 19:52 Wib
Wamenparekraf sebut tata kelola diperlukan untuk tingkatkan daya saing
Senin, 12 Februari 2024 10:15 Wib
Potensi penonton bioskop Indonesia bisa tembus 80 juta orang
Sabtu, 10 Februari 2024 11:05 Wib
Terus tumbuh, Industri film Indonesia diprediksi sedot 60 juta penonton pada 2024
Jumat, 9 Februari 2024 23:43 Wib
Gibran sambangi pelaku industri kreatif Labuan Bajo
Minggu, 31 Desember 2023 11:18 Wib
Produksi pempek di Kampung Kreatif PTRC Palembang 4.000 butir per hari
Minggu, 16 Juli 2023 18:33 Wib
Pemkab OKU Timur kembangkan sektor wirausaha kreatif
Selasa, 27 Juni 2023 16:19 Wib
DJKI Kemenkumham diseminasi KI kepada pelaku ekonomi kreatif Palembang
Selasa, 13 Juni 2023 23:17 Wib