Rehabilitasi hutan mangrove di Sumsel butuh peran swasta

id Dishut sumsel, mangrove sumsel, bpdashl musi, rehabilitasi mangrove, sutomo, pt oki pulp,Tanam mangrove, rehabilitasi la

Rehabilitasi hutan mangrove di Sumsel butuh  peran swasta

Penanaman mangrove di pesisir Kabupaten Ogan Komering Ilir. ANTARA/HO-Aspri

Palembang (ANTARA) - Rehabilitasi hutan mangrove di wilayah Sumatera Selatan membutuhkan peran swasta untuk mempercepat pemulihan dan menekan kerusakan akibat masifnya aktifitas manusia.

Kabid Rehabilitasi Hutan dan Lahan Dishut Sumsel Sutomo, Sabtu, mengatakan pihaknya telah mengarahkan berbagai perusahaan swasta di Sumsel untuk ikut andil dalam rehabilitasi puluhan ribu hektare mangrove.

"Jika hanya mengandalkan anggaran negara rasanya lumayan berat," ujarnya.

Pada 2020 Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Musi dibantu PT OKI Pulp mampu merehabilitasi 410 hektare hutan mangrove di berbagai titik.



Menurut dia PT OKI Pulp menjadi satu-satunya pihak swasta yang memulai inisiasi rehabilitasi mangrove dari kalangan swasta, dampaknya dinilai cukup positif sehingga perlu dilanjutkan dan ditiru perusahaan lainnya.

Sumsel memiliki 164.796 hektare hutan mangrove yang membentang dari perbatasan Provinsi Lampung hingga Jambi, 40,08 persen diantaranya masih tergolong asri dan 53,02 persen lainnya sudah terdampak peralihan fungsi sehingga perlu barus direhabilitasi.

"Tapi sebagian yang terdampak itu mulai ditanami kembali," kata dia.

Sutomo menyebut peralihan fungsi mangrove di Sumsel diantaranya karena masifnya penambakan udang dekat pemukiman penduduk dan penebangan liar untuk dijadikan arang serta asap cair.

Oleh karena itu pihaknya juga giat mensosialisasikan kepada masyarakat cara budi daya tambak udang yang tidak merusak mangrove, karena tambak sebagai sumber pendapatan masyarakat dinilai tetap perlu dipertahankan.