Positif COVID-19 di Babel tembus 5.107 kasus

id Covid-19

Positif COVID-19 di Babel tembus 5.107 kasus

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Babel, Andi Budi Prayitno (Aprionis)

Pangkalpinang (ANTARA) - Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melaporkan kasus COVID-19 pada Jumat (5/2) bertambah 115 orang sehingga kumulatif terkonfirmasi virus corona itu menjadi 5.107 kasus.

"Penambahan kasus ini menjadi catatan khusus yang semakin mengafirmasi bahwa penyebaran dan penularan virus corona belum berakhir, masih terus terjadi," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Babel, Andi Budi Prayitno di Pangkalpinang, Sabtu.

Ia mengatakan berdasarkan data terbaru Jumat (5/2) malam, kumulatif kasus konfirmasi COVID-19 mencapai 5.107 (bertambah 115) tersebar di Pangkalpinang 2.011 (bertambah 69), Bangka 1.407 (bertambah 25), Bangka Tengah 758 (bertambah 15).

Kumulatif kasus COVID-19 di Kabupaten Bangka Barat 237 (bertambah 1), Bangka Selatan 176 (bertambah 5), Belitung 328 orang dan Kabupaten Belitung Timur 190 orang.

"Saat ini penularan COVID-19 tidak lagi didominasi oleh kasus impor, namun sudah terjadi kasus transmisi lokal yang cukup banyak," ujarnya.

Ia menyatakan pasien dinyatakan selesai isolasi atau sembuh COVID-19 sebanyak 4.269 (bertambah 81) tersebar di Pangkalpinang 28, Bangka 22, Bangka Tengah 19, Bangka Barat 6, Bangka Selatan 5 dan Belitung Timur 1 orang pasien.

Sementara itu, pasien meninggal dunia 86 (bertambah 1), dalam isolasi/perawatan 752 tersebar di Pangkalpinang 600, Bangka 55, Bangka Tengah 54, Bangka Barat 10, Bangka Selatan 7, Belitung 10 dan Belitung Timur 16 orang pasien.

"Orang yang sedang atau masih dalam perawatan dan penanganan dibandingkan dengan kemarin maka hari ini naik yakni 14,72 persen," katanya.

Ia menambahkan penambahan satu orang pasien meninggal terjadi di Kota Pangkalpinang. Dengan demikian "kematian" orang yang terkonfirmasi COVID-19 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi berjumlah 86 orang atau berada di angka 1,68 persen.

"Ini harus menjadi perhatian kita semua agar lebih peduli dengan meningkatkan kewaspadaan dini. Kita tak boleh lengah, bahkan panik, harus tetap awas, waspada dan juga peduli," katanya.