Kabupaten OKI tekan angka kematian ibu dan bayi

id pemkab oki,ogan komering ilir,kabupaten ogan komering ilir,angka kematian ibu dan bayi,AKI,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara pale

Kabupaten OKI tekan angka kematian ibu  dan bayi

Seorang ibu didampingi keluarga dan pegawai Dinas Kesehatan setelah yang mengakses layanan melahirkan di fasilitas kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. (ANTARA/HO/21)

Palembang (ANTARA) - Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, menekan angka kematian ibu dan bayi setelah melakukan perubahan mendasar dalam layanan kesehatan ibu dan anak (KIA) di Dinas Kesehatan setempat.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten OKI Iwan Setiawan di Kayuagung, Kamis, mengatakan, melalui layanan Revolusi KIA membuat angka kematian ibu (AKI) menurun dari 3 kasus pada 2019 menjadi 0 kasus pada 2020. Sementara angka kematian bayi (AKB) berhasil ditekan 12 kasus pada 2019 menjadi 5 kasus pada 2020.

“Intinya bagaimana layanan KIA yang diberikan itu menurunkan risiko komplikasi, untuk itu ibu hamil selama kehamilan setidaknya mengakses layanan dengan petugas kesehatan sebanyak empat kali,” kata dia.

Selain itu, saat persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten.

Untuk itu, Pemkab OKI menjamin kemudahan dalam mengakses layanan rujukan, termasuk setelah melahirkan guna mendapatkan layanan neonatal dan nifas.

Iwan menyebut, sebanyak 19.485 ibu hamil di Kabupaten OKI telah mendapatkan layanan Revolusi KIA ini karena pemkab memiliki pusat data berdasarkan tingkat resiko, hingga tapsiran waktu bersalin.

“Data itu dipantau oleh dinas kesehatan. Agar diberikan tindakan pelayanan kesehatan oleh bidan desa dan fasilitas kesehatan terdekat,” kata Iwan.

Untuk persalinan normal, petugas kesehatan Puskesmas Keliling (Pusling) melakukan penjemputan agar bisa dilakukan di fasilitas kesehatan pemerintah. Tak hanya dijemput, ibu hamil juga akan diantar pulang setelah melahirkan dengan tanpa biaya.

Sementara bagi ibu hamil dengan faktor resiko tinggi akan dirujuk ke Rumah Singgah Pemkab OKI. Jika masih berisiko maka akan dirujuk ke RSUD.

Untuk itu, Pemkab OKI sudah bekerja sama dengan empat rumah sakit serta 32 Puskesmas.

Melalui program ini sebanyak 2.409 kelahiran mampu ditangani secara profesional oleh petugas kesehatan.

Intervensi dari hulu yg dilakukan pemerintah dengan program Revolusi KIA ini agar dapat mencapai target kinerja zero kasus kematian ibu dan bayi. Sementara dampak positifnya di sisi hilir yakni dapat menambah usia harapan hidup masyarakat OKI yang setahun ini bertambah dari 68, 4 tahun pada 2019 menjadi 68,8 tahun pada 2020.