2.800 kilogram sampah diangkat dari Taman Nasional Bunaken

id Bunaken,Sampah laut

2.800 kilogram sampah diangkat dari  Taman Nasional Bunaken

Pelestarian kawasan Taman Nasional Bunaken terus dilakukan. Tampak, sampah mulai diangkut ke Kota Manado untuk selanjutnya dibawa ke TPA usai diangkat kawasan perairan pantai Liang (1)

Manado (ANTARA) - Berbagai pihak terus berupaya menjaga konservasi Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara, hasilnya sebanyak 425 karung sampah atau kira-kira seberat 2.800 kilogram berhasil diangkat dari perairan Pantai Liang, Sabtu.

"Sampah yang berhasil diangkat paling dominan adalah botol plastik, sampah yang diangkat dari perairan Taman Nasional Bunaken ini selanjutnya diangkut secara bertahap menggunakan perahu ke TPA di Kota Manado," sebut Kepala Resort Bunaken, Frans Motto di Manado, Sabtu.

Sampah yang terdampar ataupun mengapung di kawasan Bunaken ini, kata dia, adalah sampah kiriman saat cuaca ekstrem melanda wilayah Sulut khususnya Kota Manado di akhir dan awal tahun.

"Kami dengan jajaran Kecamatan Bunaken kepulauan terus berusaha dan bekerja keras menangani sampah yang masuk kawasan perairan ini," sebutnya.

Dari 425 karung itu terdapat 150 karung besar dengan rata-rata berat 10 kilogram dan 275 karung kecil dengan rata-rara berat lima kilogram jadi kalau di total lebih dari 2.800 kilogram yang diangkut ke TPA.

"Kami bersyukur tim Balai Taman Nasional Bunaken bersama-sama dengan Pemerintah Kota Manado dalam hal ini Kecamatan Bunaken dibantu dengan masyarakat, kawan-kawan pemerhati lingkungan dari dive guide, pedagang cenderamata membantu upaya penanganan sampah di kawasan ini," ujarnya.

Kepala Balai Taman Nasional Bunaken Genman Hasibuan mengatakan Bunaken itu unik dengan pulau yang menyerupai huruf U dan telah menjadi maskot pariwisata selam Sulawesi Utara bahkan dunia sehingga selama masa pandemi upaya pelestarian terumbu karang dari sampah terus dilakukan.

"Tentunya koordinasi dan kerja sama lintas sektor khususnya masyarakat dan pemerintah daerah terus kami lakukan dalam upaya penanganan sampah yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bunaken," katanya.

Secara ekologi, sampah plastik yang menutupi terumbu karang dapat mati karena tidak mendapatkan sinar matahari dan sangat disayangkan bila pertumbuhan karang yang lambat antara 1 - 10 milimeter per tahun sebagai penyedia jasa lingkungan terhambat karena sampah.

Tahun 2020 lalu, sebut Genman, BTNB mengajak instruktur berpengalaman dari Bank Sampah CELSS Minahasa Utara melakukan pelatihan kepada masyarakat penyangga kawasan Taman Nasional untuk mengolah sampah yang umumnya plastik menjadi sesuatu yang bernilai, diolah menjadi beragam produk bernilai ekonomi.

"Kami berharap dengan penanganan yang baik dari hulu sampai ke hilir dapat meminimalisasi masuknya sampah dalam kawasan ini. Kami akan terus berkoordinasi dengan semua pihak terkait untuk mengatasi masalah ini," sebutnya.