Indef berharap Erick Thohir dorong produk ekonomi syariah jangkau UMKM

id indef,erick thohir,produk ekonomi syariah,umkm,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, palembang hari ini

Indef berharap Erick Thohir dorong produk ekonomi  syariah jangkau UMKM

Menteri BUMN Erick Thohir terpilih sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) periode 2021-2024. ANTARA/Instagram/@erickthohir/aa.

Jakarta (ANTARA) - Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto berharap Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) baru yakni Menteri BUMN Erick Thohir dapat mendorong pengembangan produk ekonomi syariah menjangkau pelaku UMKM dan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR.

"Terkait pengembangan ke depan, mudah-mudah bapak Menteri BUMN Erick Thohir bisa melihat urgensi pengembangan produk ekonomi syariah di Indonesia bisa menjangkau hingga pelaku ekonomi bawah yakni UMKM dan masyarakat berpenghasilan rendah," ujar Eko saat dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, Kalau kemudian manfaat produk ekonomi syariah yang banyak jenisnya ini bisa dirasakan hingga ke pelaku UMKM dan MBR bisa mendapatkan akses permodalaan serta KPR melalui kanal syariah, maka hal tersebut bisa menjadi investasi jangka panjang untuk kegiatan perekonomian syariah sendiri.

Masyarakat umum akhirnya bisa melihat dan merasakan manfaat pembiayaan dari perekonomian syariah ternyata tidak ada bedanya dengan mengakses pembiayaan dari perekonomian konvensional, bahkan mungkin model perekonomian syariah dinilai lebih menguntungkan bagi pelaku UMKM dan MBR.

"Cara agar UMKM dan MBR bisa merasakan beragam manfaat perekonomian syariah adalah dengan mempermudah mereka untuk mengakses pembiayaan," kata ekonom Indef tersebut.

Dia memandang sebetulnya secara keseluruhan perkembangan ekonomi syariah yang sedemikian pesat di era Presiden Joko Widodo merupakan imbas dari dampak positif dari percepatan digitalisasi.

Digitalisasi yang pada era sebelumnya belum memungkinkan, tiba-tiba saat ini menjadi bisa dilakukan. Misalnya fintech yang memicu berbagai jenis turunan produk ekonomi syariah sedemikian banyaknya seperti asuransi syariah, fintech syariah, pendanaan syariah untuk perumahan dan sebagainya.

"Sebenarnya dulu perekonomian syariah memang sudah ada dan berjalan, namun sayangnya dalam hal skala tidak begitu pesat dibandingkan sekarang," kata Eko.

Saat ini kendati, lanjut dia, secara keseluruhan perekonomian syariah belum bisa mengimbangi perekonomian konvensional, namun diferensiasi produk ekonomi syariah sekarang semakin banyak sebagai akibat buah dari pesatnya kemajuan teknologi informasi.

"Saya juga melihat ada momentum untuk melakukan transformasi ekonomi syariah, salah satunya melalui merger tiga bank syariah BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia. Ini harus dilakukan karena kalau tidak skala bank syariah tidak mengalami peningkatan, dan pada akhirnya tidak memiliki kompetensi untuk bersaing dengan bank-bank konvensional," kata ekonom Indef tersebut.