Pakar ekonomi Unsri soroti maraknya barang selundupan

id Barang selundupan, hentikan penyelundupan obat dan makanan, bea vukai, berantas penyelundupan, unsri, oajar ekonomibunsr,berita sumsel, berita palemba

Pakar ekonomi Unsri soroti maraknya  barang selundupan

Arsip - Barang selundupan yang di amanaan petugas. (ANTARA/M Risyal Hidayat)

Palembang (ANTARA) - Pakar ekonomi dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Prof.Dr .Didik Soesetyo, menyoroti maraknya peredaran barang ilegal selundupan membanjiri pasar sejumlah kabupaten/kota di Sumatera Selatan.

"Peredaran barang baik berupa elektronika, kosmetika, obat/suplemen kesehatan dan makanan yang masuk dan beredar secara ilegal perlu diantisipasi dengan tindakan larangan secara tegas," kata Didik Soesetyo di Palembang, Kamis.

Peredaran produk barang dan makanan yang diduga diselundupkan melalui jalur laut kawasan pantai timur Sumatera tidak boleh dibiarkan semakin marak, karena bisa mengakibatkan stabilitas ekonomi terganggu serta menimbulkan kerugian negara dari sektor pajak dan cukai.

 
Pakar ekonomi Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Prof.Dr .Didik Soesetyo. (ANTARA/Yudi Abdullah/21)


Selain itu masyarakat selaku konsumen terutama produk obat, suplemen, kosmetika, dan makanan ilegal itu bisa terancam membahayakan kesehatannya.

Dia menjelaskan perairan wilayah pantai timur Pulau Sumatera, merupakan wilayah jalur laut yang paling rawan aktivitas perdagangan illegal dan penyelundupan barang, baik dari dalam maupun luar negeri.

Wilayah yang masuk kawasan perairan pantai timur Sumatera seperti Palembang, Jambi, Riau, Kepri, dan Medan langsung berhadapan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, Thailand dan negara ASEAN lainnya sehingga sangat rawan dimanfaatkan sebagai jalur perdagangan barang illegal.

Berdasarkan hasil operasi petugas bea cukai dengan sandi Jaring Sriwijaya pada akhir tahun 2020, mengamankan berbagai barang selundupkan melalui perairan pantai timur sumatera di antaranya rokok tanpa pita cukai, narkoba, benih lobster, biji timah, minuman keras, gawai baik yang akan dikirim masuk maupun ke luar negeri dengan potensi kerugian negara mencapai ratusan miliar rupiah.

Maraknya penyelundupan di wilayah perairan timur Sumateta itu karena adanya permintaan yang tinggi terhadap barang-barang tersebut.

Melihat fakta tersebut, perlu dilakukan tindakan pencegahan masuk dan keluarnya barang ilegal dengan mendorong petugas Bea Cukai meningkatkan operasi pemberantasan penyelundupan dan koordinasi antarsesama aparat penegak hukum.

"Menyelesaikan permasalahan peredaran barang illegal tersebut diperlukan langkah-langkah preventif dan represif secara nyata serta penyamaan persepsi dan koordinasi antarsesama aparat penegak hukum," ujar pakar ekonomi Unsri Prof Didik.