Kejadian bencana di Sumsel selama 2020 turun dibanding 2019

id bencana sumsel,bpbd sumsel,banjir sumsel,banjir 2020,longsor sumsel,bmkg sumsel,data kejadian bencana,banjir oku selatan,berita sumsel, berita palemba

Kejadian bencana di Sumsel selama 2020 turun  dibanding 2019

Arsip- Kondisi banjir di pemukiman warga. ANTARA FOTO/Fajrin/Jojon/rwa.

Palembang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mencatat kejadian bencana sebanyak 174 kali selama 2020 atau turun dibanding 2019 sebanyak 188 kali.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori di Palembang, Selasa, mengatakan peristiwa kebakaran pemukiman paling mendominasi dengan 86 kejadian, disusul banjir (46 kejadian), tanah longsor (17), puting beliung (12), banjir bandang (10) dan kecelakaan kapal (tiga).

"Ada 12 korban meninggal dunia dan 20.430 jiwa terdampak dari 174 kali bencana tersebut," ujarnya.
 
Kabid Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori, Selasa (19/1) (ANTARA/Aziz Munajar/21)


Menurut dia, jumlah bencana setiap tahunnya cenderung fluktuatif bergantung pada signifikansi cuaca, namun selama lima tahun terakhir rata-rata terjadi 150 kali peristiwa per tahun.

Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan paling banyak didera bencana dengan 20 kejadian, kemudian Ogan Ilir (17), Lahat (17), OKU Timur (14), Empat Lawang (13), Palembang (12), Musi Banyuasin (sembilan), Lubuklinggau (sembilan) dan Banyuasin (delapan).

Dampak 174 kali bencana itu menyebabkan 181 rumah rusak berat, 28 rumah hanyut, 204 rumah terbakar, 14 jembatan putus, enam sekolah rusak berat, 5.319 hektar sawah terendam, dan 9.323 rumah terendam.

Kejadian kebakaran pemukiman memang mendominasi bencana selama lima tahun terakhir karena faktor penyebab paling besar akibat aktifitas masyarakat terutama di wilayah padat penduduk atau perkotaan.

Sedangkan bencana alam seperti banjir, longsor dan angin puting beliung bergantung dengan kondisi cuaca serta topografi wilayah, namun perilaku masyarakat juga membuat dampak bencana bisa lebih buruk.

Seperti di wilayah Sumsel bagian barat yang bertopografi perbukitan, kata dia, hujan dengan intensitas sedang bisa memicu longsor atau banjir bandang jika pembukaan lahan untuk perkebunan dan pemukiman terus berlangsung setiap tahun.

"Sementara musim hujan 2021 diprediksi BMKG akan lebih basah, kami khawatir potensi bencana meningkat," kata Ansori menambahkan.

Oleh karena itu BPBD Sumsel mengingatkan masyarakat agar selalu waspada dalam menghadapi potensi bencana, bukan hanya mewaspadai cuaca namun juga mencegah dampak-dampaknya dengan selalu menjaga lingkungan sekitar.

Pemerintah daerah setempat juga harus mempertegas regulasi terkait penjagaan lingkungan, tutupan vegetasi serta eksploitasi DAS.