Banyuasin miliki pabrik pengolahan beras dongkrak merek dagang

id bumd,bumd banyuasin,banyuasin,kabupaten banyuasin,beras banyuasin,petani banyuasin

Banyuasin miliki pabrik pengolahan beras  dongkrak merek dagang

Bupati Banyuasin Askolani (dua dari kanan) pada peluncuran beras kemasan mereka Sedulang Setudung. (ANTARA/HO/20)

Palembang (ANTARA) - BUMD Kabupaten Musi Banyuasin PT Sei Sembilang memiliki pabrik pengolahan Gabah Kering Giling menjadi beras di Desa Mulya Sari, Kecamatan Tanjung Lago untuk mendongrak merek dagang beras kemasan produksi sendiri, Sedulang Setudung.

Bupati Musi Banyuasin Askolani di Pangkalan Balai, Senin, mengatakan pabrik ini juga memperoleh beras dari pabrik pengolahan GKG milik mayarakat yakni di Kecamatan Muara Telang dan Kecamatan penghasil lainnya.

Sejauh ini, Beras Sedulang Setudung memenuhi pesanan khusus untuk kebutuhan 2.000 Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Banyuasin.

“Tujuan kami memajukan merek dagang Sedulang Setudung ini untuk mendongkrak penghasilan para petani di Banyuasin,” kata Askolani.

Pabrik pengolahan di Desa Mulya Sari ini atau yang dikenal dengan sebutan RMP Mulya Sari berkapasitas 300 ton dengan kemampuan produksi 20 ton beras per hari.

Kapasitas produksi drayer pengeringan 9-10 ton/produksi, giling infut 2-3 ton per jam dan giling outfut 4-5 ton per jam.

“Ke depan kami akan mengontrol arus produksi hasil panen petani agar tidak dijual ke luar Kabupaten Banyuasin. Maka konsepnya kegiatan petani harus diperhatikan mulai dari modal, proses tanam, pemupukan hingga panen,” kata dia.

Bahkan Pemkab Banyuasin melalui BUMD Sei Sembilang akan berusaha membeli GKG hasil panen para petani, termasuk yang disimpan di lumbung.

Ini bertujuan untuk mengubah proses pembayaran setelah panen atau dikenal dengan istilah ‘yarnen’ bagi masyarakat setempat.

“Saya optimis petani akan mendukung, karena membuat mereka lebih terhormat berkat hadirnya brand beras Sedulang Setudung yang berkualitas medium dan premium,” kata dia.

Direktur BUMD Sei Sembilang Ardiansyah mengatakan pemkab menghadirkan merek dagang sendiri untuk menjawab persoalan tidak munculnya nama Banyuasin di beras kemasan padahal daerah ini penghasil gabah nomor satu di Sumsel dan nomor empat secara nasional.

Banyuasin miliki luas panen padi 208,598 Ha, sehingga produksi padi sebesar 905.846 ton GKG dan produksi beras sebesar 519.684 ton pada musim tanam 2019.

“Berasnya beli dari Banyuasin, nanti setelah dibawa ke luar diganti merek jadi beras asal daerah lain,” kata dia.

Untuk tahap awal, BUMD telah memenuhi pesanan khusus untuk beras ASN Kabupaten Banyuasin. Namun jika semua pabrik yang ada sudah maksimal maka pihaknya akan optimis memenuhi pangsa pasar di Sumatera Selatan.

Sementara itu, Kadisnakertran Banyuasin Noor Yosept mengatakan RMP Mulia Sejahtera KTM Desa Mulya Sari Kecamatan Tanjung Lago didirikan tahun 2011 yang merupakan bantuan dari Direktorat Jendral Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Pengelolaan RMP ini dikelola oleh KSU BMT Trans KTM Tanjung Lago berdasarkan SK Kadis Nakertran Nomor 840/2555/Nakertrans/5/2011.

Produksi beras hasil RMP Mulia Sari ini sudah memenuhi permintaan Dinas di Kabupaten Banyuasin, Koperasi Kampus Universitas Tridinanti, Ponpes Assalam Sungai Lilin Muba, Toko Konco Tani dan UKM Mart hanya saja belum ada brand mereknya.