Ingin investasi atau berbisnis, jangan takut memulai

id Rian D'MASIV,Haykal Kamil,Investasi,Bisnis,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara sumsel hari ini, palembang hari in

Ingin investasi atau berbisnis, jangan  takut memulai

Ilustrasi menanamkan modal untuk investasi atau bisnis (pixabay)

Jakarta (ANTARA) - Bisnis atau investasi yang mulai dilakukan masyarakat di tengah masa pandemi COVID-19 menjadi salah satu hal menantang, bahkan berpotensi menciptakan keuntungan untuk jangka panjang apabila dilakukan dengan jeli serta perencanaan yang matang.

Tak sedikit ide-ide bisnis muncul dilatarbelakangi tren yang terjadi di masyarakat pada masa pandemi COVID-19 belakangan ini. Bagi mereka yang jeli melihat peluang, tentu tren yang terjadi saat pandemi ini dapat menjadi salah satu cara mendapatkan pundi-pundi rupiah dengan membuka bisnis.

Namun untuk memulai bisnis atau investasi sebenarnya tak perlu menunggu sesuatu hal menjadi tren, melainkan bisa dirintis dari hal-hal sederhana di lingkungan tempat tinggal atau tempat kerja. Misalnya yang dilakukan Rian Ekky Pradipta vokalis band D'MASIV dan Haykal Kamil sebagai adik Zaskia Adya Mecca.

Rian tak hanya dikenal sebagai musisi, namun juga sebagai pengusaha muda yang menggeluti sejumlah jenis bisnis, mulai dari hobinya di bidang olahraga hingga musik. Ia bahkan akan merambah investasi ke sektor properti.

Ia memiliki pandangan positif terkait pandemi COVID-19 yang mengguncang bisnis musik karena dibatalkannya berbagai konser, karena ia bisa mengelola ladang investasi dan bisnisnya dengan lebih optimal.

Rian mengaku saat ini tengah menjalankan beberapa unit bisnis, seperti restoran, clothing line, studio musik, hingga manajemen bagi para content creator dengan jumlah total karyawan mencapai 30 orang.

Dia tidak sembarang dalam memilih jenis bisnis. Ia memilih jenis usaha atau investasi yang mendorong -- setidaknya membantu -- karirnya di industri musik.

Salah satu ide bisnis yang dianggap sebagai buah kejelian dalam melihat peluang adalah cafe dan clothing line yang sejalan dengan bisnis musik.

"Kenapa bikin studio musik, karena kita rekaman dan enggak perlu modal lagi. Terus kalau resto sebenarnya memanfaatkan saja. Kalau orang rekaman kan duduk dulu, ngopi dulu, jadi sebenarnya kita usaha yang dibutuhkan orang saja kayak sandang, pangan," terangnya.

Dalam menjalankan bisnis dan investasi, pelantun "Jangan Menyerah" itu mengaku banyak belajar dari pengalaman rekan-rekannya yang lebih dulu terjun ke dunia tersebut. 

Sedangkan untuk mengelola dan membagi waktu antara kesibukan bermusik dan bisnis, Rian juga sudah memiliki tim yang dipercaya mengontrol unit-unit investasinya.

Dari beberapa bidang yang dijalaninya itu, Rian mendapatkan hasil yang menguntungkan. Meski tidak menyebutkan nominal, namun dia tak menampik bahwa penghasilan dari menanamkan modal untuk usaha sudah cukup untuk menutupi kebutuhan keluarga di masa pandemi. 

"Ketolong sih. Untungnya aku udah bangun ini dari tiga sampai empat tahun lalu. Jadi pas lagi kondisi begini ngebantu lah masih ada pemasukan," ujar Rian.



Bermanfaat untuk masyarakat

Sosok inspiratif lainnya yang bisa dicontoh saat memulai bisnis maupun investasi adalah Haykal Kamil yang menjalani hal baru di luar industri hiburan dalam beberapa tahun belakangan.

Adik Zaskia Adya Mecca itu telah berinvestasi di berbagai bidang usaha, misalnya halal lifestyle mencakup bisnis busana muslim, produk kecantikan, dan creative agency yang memproduksi konten ramah muslim dan keluarga.

"Saya lebih senang memanggil diri saya creativepreneur karena buat saya kalau kita masuk ke capital market atau kita beli obligasi itu modal kita satu, yaitu berupa uang. Sedangkan saya berpendapat modal utama manusia adalah kreativitasnya. Bagaimana cara dia untuk bisa bertahan," kata Haykal Kamil.

Haykal mengatakan hal baru yang dijalaninya itu dikelola oleh orang-orang dekatnya, yakni keluarga. Meski demikian, dalam prakteknya Haykal juga menemukan bermacam tantangan dan kesulitan saat menjalankan bisnis.

Menurut dia, hal yang paling penting dalam sebuah pengelolaan bisnis adalah mencari orang yang tepat untuk mengerjakan sesuai dengan kebutuhan usaha yang dijalani.

"Jadi memang harus kita bangun trust. Siapa, mengerjakan apa," ujarnya.

Sejak memulai pada 2015, investasi bisnis Haykal mampu memperkerjakan sekitar 50 orang karyawan dengan pemasukan yang dia sebut "lumayan".

Kendati demikian, dia tak menampik bahwa pandemi COVID-19 membawa dampak besar bagi bisnis yang dijalaninya. Haykal kehilangan 80 persen pemasukan dari bisnis clothing yang digeluti akibat rekanan dari sejumlah departement store membatalkan pesanan untuk produknya.

Hal itu tidak membuatnya patah semangat, sejumlah adaptasi baru pun dilakukannya agar bisnis yang dijalankan tetap dapat bertahan saat masa sulit pandemi seperti sekarang ini.

Ia kemudian mencoba mempromosikan produknya melalui wahana media online yang selama ini ia rasa kurang digarap dengan maksimal. Hasilnya pun mulai dapat dirasakan. Penjualan produk dapat kembali berangsur membaik dibandingkan sebelumnya.

"Akhirnya saya bilang untuk fokus apa yang dilakukan sekarang, jangan mengeluh. Bersyukur kita pusing karena punya kerjaan, banyak orang lain pusing karena cari kerjaan," tuturnya.

Haykal menambahkan bahwa di masa pandemi ini target utamanya adalah bukan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dari bisnis yang dijalankan. Namun lebih dari itu, dia menargetkan agar bisnisnya itu membawa dampak positif bagi masyarakat terutama mereka yang terdampak akibat pandemi.

"Jadi keuntungannya beragam bahkan ada beberapa produk yang kita konsepnya yang penting bisa muter. Saya kasih target ke anak marketing saya yang penting margin bisa lima persen. Saya bilang kecil aja yang penting perputarannya, karena dengan begitu kan akhirnya makin banyak tenaga kerja terserap dan orang semakin terbantu," imbuhnya.

Haykal juga mengajak anak muda lainnya untuk jangan takut memulai bisnis. Menurut Haykal, kegagalan dalam berbisnis merupakan hal yang biasa terjadi. Namun dengan perencanaan yang tepat hal itu dapat diantisipasi.

"Aku rasa anak sekarang sudah banyak yang mau jadi pengusaha. Tinggal jangan mau hasilnya saja, tapi prosesnya itu harus dijalani dengan serius juga," kata dia.

Sedangkan Rian memberikan pesan agar kaum muda tidak takut berbisnis dan investasi, namun harus dilakukan dengan persiapan yang matang agar tak terkecoh apalagi merugi.

Ia juga menyatakan tidak mau menggunakan penghasilannya untuk investasi yang "tidak jelas" dengan embel-embel keuntungan besar dalam waktu singkat, karena investasi dan bisnis memerlukan proses dan mesti dijalankan melalui sistem yang legal.

Dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak mudah tergiur dengan ajakan berinvestasi yang menawarkan keuntungan besar dalam waktu singkat atau menggunakan influencer dan publik figur.

OJK juga mengingatkan bahwa investasi ilegal itu juga terkadang memuat pernyataan-pernyataan dari tokoh publik tersebut sehingga seolah-olah ia memperkenalkan produk investasi yang ternyata "bodong."

"Hati-hati, kalau mau bertanya legal atau ilegal tanyakan dulu ke OJK,” kata Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Tirta Segara.

Untuk berinvestasi secara aman, lanjut dia, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, di antaranya mengenali kebutuhan dan kemampuan. Selain itu dia mengimbau untuk mengenali produk dan lembaga jasa keuangan yang menawarkan atau mengajak berinvestasi.

Langkah aman lain yakni dengan mengenali manfaat dan risiko, tidak hanya dilihat keuntungan semata karena semua produk investasi memiliki tingkat risiko dari kecil hingga besar.

“Untuk jangka panjang misalnya investasi emas itu naik terus tapi jangka pendek itu fluktuasi,” imbuhnya.

Terlepas dari itu semua, memulai investasi atau berbisnis memang bukan pekerjaan mudah, namun bukan berarti hal itu tidak bisa dilakukan karena bisa menjadi tantangan yang menyimpan peluang dan manfaat besar untuk masyarakat.

Berkaca pada apa yang dilakukan Haykal Kamil dan Rian D'MASIV, hal-hal kecil seperti hobi dan kejelian membaca peluang bisa dijadikan modal berinvestasi atau berbisnis untuk memanen pundi-pundi rupiah.

Apalagi di masa sulit seperti pandemi sekarang ini, yang menuntut setiap individu untuk jangan menyerah dan dapat cepat beradaptasi dengan hal baru.