Makassar (ANTARA) - Ahli epidemiologi dari Universitas Hasanuddin Prof Ridwan Amiruddin mengemukakan bahwa hasil uji klinis menunjukkan penggunaan vaksin COVID-19 tidak menimbulkan efek samping yang signifikan karenanya warga tidak perlu ragu untuk menjalani vaksinasi.
"Tidak perlu ragu karena ini ikhtiar yang baik dan tidak akan menimbulkan efek samping signifikan," katanya di Makassar, Rabu, menanggapi munculnya keraguan di kalangan masyarakat untuk menjalani vaksinasi COVID-19.
Ridwan mengemukakan bahwa vaksinasi merupakan salah satu ikhtiar mengendalikan penularan penyakit yang sudah lama dilakukan dan contoh keberhasilannya sudah banyak, termasuk di antaranya dalam penanggulangan polio.
"Ini bermanfaat bagi kita semua," kata Ridwan, yang menjabat sebagai Ketua Tim Konsultan Penanganan COVID-19 Sulawesi Selatan.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin itu mengatakan bahwa vaksin COVID-19 yang akan disediakan oleh pemerintah sudah melalui uji klinis.
Vaksin tersebut, ia melanjutkan, akan digunakan setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan serta Majelis Ulama Indonesia memastikan manfaat, keamanan, dan kehalalannya.
Ia menjelaskan bahwa penerima vaksin COVID-19 harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain berusia 18 sampai 59 tahun serta tidak memiliki riwayat penyakit penyerta seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal, stroke, hepatitis kronis, dan penyakit auto-imun.
Berita Terkait
BRI nilai restrukturisasi kredit dampak COVID-19 telah selamatkan UMKM
Senin, 1 April 2024 15:15 Wib
BRI siapkan strategi jelang berakhirnya restrukturisasi COVID-19
Selasa, 20 Februari 2024 11:07 Wib
Guru Besar UGM: AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:19 Wib
Dinkes Sumsel temukan 28 kasus aktif COVID-19 pada Januari 2024
Rabu, 31 Januari 2024 23:24 Wib
Peneliti UGM: Limbah rumah tangga bisa deteksi COVID-19
Selasa, 30 Januari 2024 20:44 Wib
Dinkes Sumsel temukan 15 kasus aktif COVID-19 di awal 2024
Kamis, 11 Januari 2024 19:13 Wib
Dokter imbau masyarakat tak egois hadapi COVID-19 subvarian baru
Selasa, 9 Januari 2024 16:50 Wib
Dokter sarankan lakukan swap antigen sebagai upaya cegah penularan
Selasa, 9 Januari 2024 14:43 Wib