Diego Godin dan Suarez desak FA cabut skorsing Cavani

id Liga Inggris,Manchester United,Edinson Cavani,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara sumsel hari ini, palembang hari

Diego Godin dan Suarez desak FA cabut skorsing Cavani

Pemain Manchester United Edinson Cavani saat pertandingan melawan Wolverhampton Wanderers di Old Trafford, Manchester, Inggris, 29 Desember 2020. (Pool via REUTERS/Laurence Griffiths). (Pool via REUTERS/LAURENCE GRIFFITHS)

Jakarta (ANTARA) - Dua pesepakbola terkenal Uruguay, Diego Godin dan Luis Suarez, sama-sama mengecam skorsing FA terhadap Edinson Cavani selain menyebut badan sepak bola Inggris itu sebagai rasis dan tak peduli.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan Asosiasi Pemain Sepak Bola Uruguay yang diposting Godin dan Suarez Senin waktu setempat menyerukan agar hukuman terhadap Cavani dicabut setelah striker Manchester United itu terkena larangan tiga pertandingan dan denda 100 ribu pound karena berkata kepada temannya di Instagram dengan "gracias, negrito" atau terima kasih negrito yang dianggap rasis di Inggris karena berarti negro.

Pada hari yang sama Federasi Sepak Bola Uruguay menyeru FA Inggris agar mengkaji kembali keputusannya itu dengan menyatakan FA tak mau memahami konteks budaya dari perkataan Cavani itu.

Keputusan FA itu disebut Uruguay sebagai contoh tiadanya "pengetahuan budaya dan linguistik" dalam sepak bola Inggris.

Sedangkan Godin dan Suarez menulis, "Kita harus mengecam perilaku sewenang-wenang Asosiasi Sepak Bola Inggris. Jauh dari mengecam rasisme, Asosiasi Sepak Bola Inggris sendiri melakukan tindakan diskriminatif melawan budaya dan cara hidup rakyat Uruguay."

"Edinson Cavani tidak pernah melakukan tindakan apa pun yang bisa ditafsirkan rasis. Dia hanya menggunakan ungkapan biasa di Amerika Latin yang disampaikan penuh kasih sayang kepada orang terkasihnya atau sahabatnya."

"Kita semua menentang segala bentuk diskriminasi, tapi sayangnya, lewat sanksi ini, Asosiasi Sepak Bola Inggris sudah menyampaikan pembodohan dan penghinaan absolut terhadap visi dunia yang multikultur," kata mereka.