Korban selamat serangan teroris Sigi tidak mau kembali
Sigi,Sulteng (ANTARA) - Sejumlah korban serangan orang tak dikenal (OTK) yang diduga dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tidak mau kembali lagi ke lokasi permukiman transmigrasi di Dusun Lewano, Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi karena merasa terancam.
''Saya tidak mau kembali ke situ meski pemerintah membangun rumah saya yang ludes diduga dibakar oleh kelompok MIT,'' kata Astri Kandi di Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Sigi, Sulawesi Tengah, Kamis.
Astri meminta pemerintah membangunkan rumah tetapi tidak lagi di lokasi transmigrasi tersebut.
Bukan hanya dia, melainkan juga warga lainnya enggan kembali sebab selain rumah mereka sudah rata tanah karena dibakar, juga mengalami trauma berat atas peristiwa berdarah yang menelan korban jiwa empat orang, semunya laki-laki.
Astri selain kehilangan tempat tinggal, juga orang tua dan suami.
''Mereka menjadi korban dalam serangan teroris yang kini tengah diburu oleh pasukan gabungan TNI/Polri,'' katanya.
Lokasi transmigrasi Dusun Lewono berada jauh dari lokasi transmigrasi (SP-1) Dusun Tokelemo, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.
Lokasi itu, kata dia, berada di puncak gunung dan merupakan transmigrasi lokal.
''Kalau transmigrasi Dusun Tokelemo adalah transmigrasi umum dari Jawa," ujarnya.
Lokasi trasmigrasi di Dusun Lewono, kata Astri Kandi, selain berada di atas gunung, juga terbilang masih kurang penduduknya.
Kini, dia bersama tiga anaknya yang masih kecil terpaksa menumpang di rumah keluarga di Desa Lembantongoa.
Kepala Desa Lembantongoa Deki Basalulu membenarkan kebanyakan warga transmigrasi di Dusun Lewono, wilayah yang diserang oleh kelompok MIT dan menewaskan empat warga trasmigrasi lokal tersebut enggan kembali karena khawatir akan keselamatan jiwa mereka.
''Mereka tidak mau kembali lagi ke lokasi itu,'' kata Kades Lembantongoa.
Selama beberapa hari terakhir ini, kata Deki Basalulu, aparat gabungan TNI/Polri sedang memburu para teroris.
Guna memeberikan rasa aman bagi masyarakat Desa Lembantongoa, kata Deki, telah dibangun empat titik pos penjagaan di wilayah tersebut.
Pemerintah desa dan masyarakat Desa Lembantongoa sangat berharap TNI/Polri dalam jangka waktu tidak terlalu lama bisa menangkap semua teroris MIT Poso.
Oleh karena itu, dia mengimbau semua warga untuk terus berdoa agar aparat secepatnya dapat menumpas habis para teroris.
''Saya tidak mau kembali ke situ meski pemerintah membangun rumah saya yang ludes diduga dibakar oleh kelompok MIT,'' kata Astri Kandi di Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Sigi, Sulawesi Tengah, Kamis.
Astri meminta pemerintah membangunkan rumah tetapi tidak lagi di lokasi transmigrasi tersebut.
Bukan hanya dia, melainkan juga warga lainnya enggan kembali sebab selain rumah mereka sudah rata tanah karena dibakar, juga mengalami trauma berat atas peristiwa berdarah yang menelan korban jiwa empat orang, semunya laki-laki.
Astri selain kehilangan tempat tinggal, juga orang tua dan suami.
''Mereka menjadi korban dalam serangan teroris yang kini tengah diburu oleh pasukan gabungan TNI/Polri,'' katanya.
Lokasi transmigrasi Dusun Lewono berada jauh dari lokasi transmigrasi (SP-1) Dusun Tokelemo, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.
Lokasi itu, kata dia, berada di puncak gunung dan merupakan transmigrasi lokal.
''Kalau transmigrasi Dusun Tokelemo adalah transmigrasi umum dari Jawa," ujarnya.
Lokasi trasmigrasi di Dusun Lewono, kata Astri Kandi, selain berada di atas gunung, juga terbilang masih kurang penduduknya.
Kini, dia bersama tiga anaknya yang masih kecil terpaksa menumpang di rumah keluarga di Desa Lembantongoa.
Kepala Desa Lembantongoa Deki Basalulu membenarkan kebanyakan warga transmigrasi di Dusun Lewono, wilayah yang diserang oleh kelompok MIT dan menewaskan empat warga trasmigrasi lokal tersebut enggan kembali karena khawatir akan keselamatan jiwa mereka.
''Mereka tidak mau kembali lagi ke lokasi itu,'' kata Kades Lembantongoa.
Selama beberapa hari terakhir ini, kata Deki Basalulu, aparat gabungan TNI/Polri sedang memburu para teroris.
Guna memeberikan rasa aman bagi masyarakat Desa Lembantongoa, kata Deki, telah dibangun empat titik pos penjagaan di wilayah tersebut.
Pemerintah desa dan masyarakat Desa Lembantongoa sangat berharap TNI/Polri dalam jangka waktu tidak terlalu lama bisa menangkap semua teroris MIT Poso.
Oleh karena itu, dia mengimbau semua warga untuk terus berdoa agar aparat secepatnya dapat menumpas habis para teroris.